Rencana Alutsista Bekas Disinggung, Prabowo Undang Anies Buka Data Pertahanan
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan, situasi di Laut China Selatan menggarisbawahi bahwa Indonesia perlu kekuatan pertahanan yang
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan, situasi di Laut China Selatan menggarisbawahi bahwa Indonesia perlu kekuatan pertahanan yang kuat; platform untuk patroli; dan juga satelit.
Untuk itu, dirinya berkomitmen untuk terus membangun pertahanan yang kuat. Prabowo juga menjawab soal rencana pembelian alutsista bekas yang disinggung calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan.
Baca juga: Debat Capres Ketiga, Prabowo: Jawaban Anies soal Pertahanan Siber Terlalu Teoritis, Semuanya Indah
"Untuk itu pertahanan kita bangun. Terkait barang bekas, Pak Anies ini tidak mengerti masalah pertahanan. Saya ajak Mas Anies diskusi, pernyataan barang bekas itu menyesatkan rakyat, dalam pertahanan di mana pun hampir 50 persen adalah bekas tapi usianya masih muda," kata Prabowo.
Sebagai informasi, pemerintah Indonesia belum merealisasikan akuisisi alutsista bekas hingga kini. Prabowo selaku menteri pertahanan memutuskan untuk menunda pembelian 12 pesawat tempur bekas milik Angkatan Udara Qatar, Mirage 2000-5.
Baca juga: Prabowo Tegaskan Indonesia Konsisten Bela Palestina: Kita Siap Kirim Pasukan Perdamaian dan Kapal RS
Penundaan ini menyusul keterbatasan fiskal pemerintah untuk mendukung pembelian pesawat tempur bekas pabrikan Prancis tersebut.
Debat calon presiden atau debat capres digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Istora Senayan Jakarta pada Minggu (7/1) malam.
Debat capres hari ini mengangkat tema terkait Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik, dan Politik Luar Negeri. (***Math***)
Baca juga: Prabowo Soal Alutsista Bekas: Bukan Soal Bekas Tidak Bekas, Tapi Usia Pakai