Pengamat Prediksi Jokowi Bakal Beri Dukungan Terbuka ke Prabowo-Gibran Untuk Dongkrak Elektabilitas
Ray Rangkuti meyakini Presiden Jokowi akan memberikan dukungan secara terbuka kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam waktu dekat.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti meyakini Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memberikan dukungan secara terbuka kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam waktu dekat.
Ray memandang berdasarkan pengamatannya elektabilitas Prabowo-Gibran dalam beberapa survei terakhir cenderung stagnan.
Menurutnya, jika elektabilitas Prabowo-Gibran tersebut terus stagnan bahkan cenderung turun, maka Jokowi akan turun tangan untuk mengurai stagnansi tersebut.
Hal tersebut disampaikan konferesi pers Survei Nasional Peta Elektoral Pemilu 2024 Gagas Lintas Data (Gali data.id) di kawasan Jakarta Pusat pada Kamis (11/1/2024).
"Kalau stagnansi elektabilitas Pak Prabowo ini sampai Januari stagnan, bahkan kecenderungan turun. Saya punya keyakinan Pak Jokowi akan terbuka mendukung 02," kata dia.
Baca juga: NasDem Sebut Keputusan Khofifah Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 Bakal Jadi Catatan
"Sekarang tanggal 11 (Januari 2024), mungkin tanggal 20-an (Januari 2024) lah akan kita lihat. Kalau elektabilitas Pak Prabowo stagnan, apalagi kalau punya kecenderungan turun, saya meyakini Pak Jokowi akan mendukung secara terbuka 02," sambung dia.
Berdasarkan pengamatannya terhadap hasil dari sejumlah lembaga survey terkait elektabiljtas paslon capres-cawapres peserta Pemilu 2024, ia meyakini pemilu tidak akan berlangsung dalam satu putaran.
Pemilu satu putaran yang tengah ditargetkan kubu paslon nomor urut 2, kata dia, tengah macet.
Baca juga: Resmi Merapat ke Prabowo-Gibran, Khofifah Cuti Gubernur dan Fokus Terjun Kampanye Mulai 21 Januari
"Ada kemacetan yang rasa-rasanya sulit diurai oleh Pak Prabowo maupun Gibran yang itu membutuhkan Pak Jokowi untuk mengurainya," kata dia.
"Oleh karena itulah kalau pertengahan Januari ini Pak Prabowo dan Gibran tidak bisa mengurai kemacetan ini, tidak bisa tidak, Pak Jokowi harus turun tangan ikut serta mengurainya," sambung dia.
Menurutnya, gejala Jokowi akan memberikan dukungan terbuka kepada Prabowo dan Gibran sudah mulai terlihat.
Salah satu di antaranya, kata dia, beredarnya foto makan malam antara Jokowi dan Prabowo.
"Dan gejala ke arah sana sudah mulai terlihat. Terakhir Pak Jokowi mengatakan janganlah debat itu jadi ajang-ajang menyerang personal. Itu kan ciri-ciri. Sebelum debat itu, Pak Jokowi makan malam dengan Pak Prabowo. Itu ciri-ciri yang masih samar-samar itu," kata dia.
Ray memandang stagnansi elektabilitas tersebut, terjadi akibat beberapa faktor.
Faktor tersebut, kata dia, di antaranya tingkat kepuasaan kepada Presiden Jokowi yang relatif stagnan, mulai bekerjanya isu nepotisme dan politik dinasti, hilangnya pengaruh gimmick "gemoy", praktik kampanye yang monoton, hingga keberhasilan konsolidasi suara PDIP agar tak menyebrang ke Jokowi.
"Jadi kalau kita melihat secara menyeluruh ada stagnansi yang terlihat dari 02," kata dia.
"Di lembaga survei yang lain misalnya 01 bergeliat. Tapi di survei Galidata 03 yang bergeliat. Tapi di 02-nya kita lihat memang gejala umumnya agak stagnan," ujar dia.