Anies Klaim Penyusunan Visi Misinya Jauh Beda dari Capres Lain, Gunakan Dimensi Sektor dan Wilayah
Pihaknya tidak hanya mengusun visi misi berdasarkan dimensi sektor tapi juga dimensi wilayah.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Calon presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyampaikan seluruh visi dan misinya disusun menggunakan dua demensi yaitu sektor dan wilayah.
Di antara tiga pasangan calon presiden, semua harus menyusun visi dan misi. Pasangan nomor satu adalah satu-satunya yang menyusun visi, misinya dengan menggunakan dua dimensi yaitu dimensi sektor dan dimensi wilayah.
“Satu demensi sektor artinya apa? Sektor itu apa, pendidikan, kesehatan, perindustian, energi, itu sektor, semua menyusun sektor, apa yang dikerjakan disetiap sektor. Pasangan nomor urut satu, satu-satunya menyusun demensi kedua yaitu demensi wilayah,” kata Anies dalam acara Desak Anies di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (11/1/2024).
Anies menjelaskan pihaknya tidak hanya mengusun visi misi berdasarkan dimensi sektor tapi juga dimensi wilayah, sehingga visi misi yang disusun disesuaikan dengan kebutuhan wilayah.
Baca juga: Kampanye Hari Ini: Anies dan Cak Imin Hadiri Haul di Jombang, Ganjar Ziarah ke Makam Gus Dur
Apa yang dibutuhkan untuk Jawa, apa yang dibutuhkan untuk Sulawesi, apa yang dibutuhkan untuk Papua, apa yang dibutuhkan untuk Kalimantan?.
“Kita jangan menganggap Indonesia itu sama, Indonesia itu memiliki variasi yang tinggi sekali, dan disitulah kita memasukan ikhtiar kita untuk memasukan missing point, hal-hal yang terlewatkan, karena kalau kita bicara se Indonesia, kita sering melewatkan urusan-urusan urgen yang terlewatkan di tiap daerah," tuturnya.
Caranya, lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, dengan membuat dimensi yaitu sektor dan dimensi wilayah atau dimensi teritorial.
“Teman-teman bisa mendowload visi misi kami di AMIN APP, Anda baca dan liat disitu, terimakasih yang sudah mendownload. Kasih tepuk-tangan boleh donk bagi sudah mendownload. Bagi belum, anda boleh download, anda bisa baca dan ada bahasa Inggrisnya juga, jadi bisa dibagi, bagi yang mereka menggunakan bahasa Inggris,”terangnya.
Bedakan Mana Keinginan Mana Kebutuhan
Anies menyinggung terkait keinginan membangun IKN dan kebutuhan berbagai masalah masyarakat yang jauh lebih urgent untuk diselesaikan lebih dulu dibandingkan IKN.
“Masyarakat di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur, punya masalah-masalah urgent yang harus diselesaikan. Masalah-masalah urgent ini harus dibereskan,” ujar Anies.
Menurut dia, jangan kita membangun sesuatu, seakan-akan kita mengalihkan persoalan dari permasalahan yang sesungguhnya.
“Bagaimana masalah lingkungan itu nyata di sini. Kalau sudah musim penghujan, air dari Sungai Mahakam naik, banjir. Saya melihat ada kebutuhan yang harus diselesaikan yang lebih urgent daripada membangun satu tempat yang hanya digunakan untuk kegiatan pegawai pemerintah. Bukan pusat perekonomian, tetapi pegawai pemerintah yang akan di situ. Tempat lain tidak merasakan apa-apa,” jelas Gubernur Jakarta 2017-2022 ini.
Anies mengungkapkan, bukan soal menolak atau tidak. “Tetapi anggaran kita terbatas. Mari kita gunakan anggaran itu membangun yang senyatanya dibutuhkan masyarakat di Kalimantan. Salah satunya kami berencana membangun jalur kereta dari Pontianak, Palangkaraya, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin sampai ke atas. Supaya Kalimantan tersambungkan. Hari ini Kalimantan itu tidak tersambungkan. Untuk pergi ke Banjarmasin harus terbang ke Surabaya,” tegas Anies.
Menurut Anies, begitu transportasinya tersambungkan, perekonomian tersambungkan, maka kemajuan akan terjadi di Kalimantan.
“Belum lagi pendidikan. Puluhan ribu sekolah rusak di Kalimantan. Apakah itu dibiarkan? Itu harus dibangun. Selama kita tidak fokus di pendidikan, jangan harap masa depan anak-anak kita menjadi lebih baik. Lalu kesehatan,” paparnya.
Anies mengungkapkan hal-hal mendasar kebutuhan rakyat Indonesia saat ini jauh lebih penting daripada penyelesaikan IKN.
“Kita harus bisa membedakan mana keinginan, mana kebutuhan. Yang harus kita selesaikan segera adalah kebutuhan. Bukan hanya satu lokasi (dibangun), tetapi semua lokasi yang ada di Kalimantan,” pungkasnya.