Celah Eksekusi Usulan Pemakzulan Jokowi Diungkap, TKN Prabowo-Gibran Sebut Gerakan Orang Frustasi
Menurut Ray Rangkuti, banyaknya Menteri Jokowi yang sibuk terlibat kampanye saat ini bisa menjadi celah usulan pemakzulan Jokowi dieksekusi.
Editor: Wahyu Aji
“Terbukti beberapa hari lalu ada orang-orang yang merasa tokoh mendatangi Mahfud MD bicara soal pemakzulan. Dari nama-nama yang ditampilkan oleh media, kita tahu sebagian besar mereka adalah pendukung Capres tertentu, sebut saja capres sebelah kiri,” ujarnya.
“Lalu hari ini ada Dosen, Pegawai negeri, Profesor yang juga sekaligus konsultan politik pendukung capres tertentu, sebut saja capres sebelah kanan, juga bicara soal pemakzulan. Katanya pemilu ini lebih berintegritas kalau nggak ada Pak Jokowi. Ini juga bentuk frustasi,” jelas Hasan.
Hasan tidak menutup kemungkinan akan ada lagi orang-orang yang akan muncul untuk menyuarakan hal yang sama.
“Apalagi kalau ide pemakzulan ini muncul dari pemilik polster dan konsultan politik. Saya curiga angka Prabowo-Gibran yang dia temukan sudah menembus 50 persen. Jadi sudah terlanjur basah, ya sudah mandi sekali," jelasnya.
Kepada pihak yang disebutnya sudah merasa frustasi ini, Hasan Nasbi menyarankan untuk membaca dan mempelajari sosok Vasili Arkhipov, officer kedua kapal selam Rusia yang pernah menyelamatkan dunia pada tahun 1962.
“Arkhipov, seorang officer kedua dalam kapal selam Rusia dibawah Kapten Valentin Savitsky, menggunakan veto-nya untuk tidak meluncurkan rudal nuklir dari kapal selam Rusia yang diganggu terus menerus oleh kapal perusak Amerika. SOP saat itu, tombol nuklir hanya bisa dipencet kalau disetujui oleh tiga orang pimpinan tertinggi di kapal tersebut, termasuk Arkhipov," kata Hasan.
Arkhipov, ujar Hasan, tetap mampu berpikir waras dan jernih meski berada di kedalaman laut, nyaris kehabisan oksigen, dan tidak punya informasi apapun soal apa yang terjadi di atas laut.
“Arkhipov mampu berpikir jernih dan menolak menyetujui meluncurkan rudal nuklir. Jadi meski saat pulang ke Russia mereka di-bully oleh tentara lain karena dianggap pengecut dan takut mati di kedalaman laut, namun berkat vetonya dunia selamat dari perang dunia ketiga sekaligus perang nuklir,” ucap Hasan.
Hasan kemudian menyayangkan jika dalam Pemilu 2024 ini, pihak-pihak yang seharusnya berpikir seperti Arkhipov justru ikut memanas-manasi suasana, bahkan mengusulkan pemakzulan.
“Jadi dalam perang sekalipun perlu ada orang yang berpikiran waras dan jernih. Ironisnya, untuk sekadar Pemilu saja, orang yang diharapkan tetap waras, yang harus berpikiran jernih, justru jauh dari itu semua. Kalau rasa-rasanya mau kalah pemilu, malah mengusulkan bumi hangus sekalian. Sangat disayangkan,” ujar Hasan.
Respons Istana
Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana juga angkat bicara soal isu tersebut.
"Terkait pemakzulan Presiden, mekanismenya sudah diatur dalam Konstitusi. Koridornya juga jelas, harus melibatkan lembaga-lembaga negara (DPR, MK, MPR), dengan syarat-syarat yang ketat. Diluar itu adalah tindakan inkonstitusional," ujar Ari kepada wartawan, Jumat (12/1/2024).
Baginya, menyampaikan pendapat, kritik, dan mimpi politik adalah hal yang sah-sah saja di negara demokrasi.
Ari kemudian menyinggung sejumlah pihak yang menggunakan narasi pemakzulan presiden di tahun politik.