Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Airlangga : Indonesia Memimpin Diplomasi, Bukan Hanya Duduk dan Dengar Saja

Airlangga Hartarto mengatakan, diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia di kancah internasional bukan diplomasi yang hanya duduk dan mendengar

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Airlangga : Indonesia Memimpin Diplomasi, Bukan Hanya Duduk dan Dengar Saja
ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (tengah) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) sebelum menandatangani nota kesepahaman pembentukan satuan tugas nasional Local Currency Transaction saat ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (5/9/2023). Media Center KTT ASEAN 2023/Galih Pradipta/aww. 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, LABUAN BAJO - Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan bahwa diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia di kancah internasional bukan diplomasi yang hanya duduk dan mendengar saja.

Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara Natal Bersama Partai Golkar di Hotel Meurorah, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Minggu malam, (14/1/2024).

"Jadi saya katakan, diplomasi indonesia bukan duduk dan dengar saja. Kita memimpin diplomasi," kata Airlangga.

Indonesia dibawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kata Airlangga menjadi salah satu tokoh kunci yang meredakan efek dari konflik Rusia dan Ukraina.

Lawatan Presiden ke Ukraina dan ke Rusia membuat kedua negara tersebut kembali membuka kerana ekspor gandumnya yang sempat terhenti karena perang.

"Indonesia menjadi tokoh, bapak presiden yang pergi ke Ukraina dan ke Moscow dalam waktu satu Minggu. Dan itu membuka perundingan antara Ukraina, Rusia, dengan PBB dan Turki yang membuka gandum bisa keluar dari Ukraina," katanya.

Berita Rekomendasi

Tidak hanya itu, Airlangga mengatakan Indonesia juga berhasil menggelar acara G20 yang dihadiri pemimpin pemimpin negara besar.

Presidensi Indonesia di G20 berhasil menghasilkan deklarasi yang dapat diterima semua pihak.

"Itu tidak lain dan tidak bukan karena diplomasi daripada Indonesia. Dan keberhasilan itu tidak lepas dari sherpa nya. Sherpa G20 adalah kantor Menko (Perekonomian). Saya ngomong kantornya bukan sayanya, nah itu terjemahan masing-masing," paparnya.

Sebelumnya keterlibatan Indonesia di kancah Internasional di soroti Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan. Ia mengatakan, posisi presiden harus menjadi panglima diplomasi karena posisi presiden penting dalam hubungan internasional.

Hal itu disampaikannya saat memaparkan visi misi tentang hubungan internasional, pada debat capres Minggu (7/1/2023) malam.

Baca juga: KPU: 63 Lembaga Survei Telah Mendaftar untuk Pemilu 2024

"Dan presiden menjadi panglima diplomasi Indonesia, bukan hanya hadir dalam forum-forum tapi hadir mewarnai hadir serius memperjuangkan amanat," kata Anies.

"Termasuk amanat terpenting menghapuskan penjajahan di muka bumi bukan sekedar statement dalam upacara, tapi presiden dan seluruh jajaran diplomasi bekerja keras untuk itu khususnya untuk Palestina," imbuhnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas