Gus Imin Tuding Hilirisasi Ugal-ugalan, Luhut: Seeing is Believing
Hal tersebut sebagai respon atas tudingan Gus Imin soal hilirisasi dilakukan ugal-ugalan yang dia sebut dalam Debat Keempat
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, ingin mengundang calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Muhaimin Iskandar atau Gus Imin untuk mengunjungi Weda bay, Morowali.
Hal tersebut sebagai respon atas tudingan Gus Imin soal hilirisasi dilakukan ugal-ugalan yang dia sebut dalam Debat Keempat Pilpres 2024 pada Minggu (21/2) kemarin.
Baca juga: Cak Imin Tuding Hilirisasi Dijalankan Ugal-ugalan, Menteri Investasi Bahlil Klaim Mereka Nggak Paham
"Saya sebenarnya ingin mengundang muhaimin berkunjung ke Weda Bay, Morowali untuk melihat sendiri. Seeing is believing," kata Luhut dalam Instagramnya, dikutip Kamis (25/1/2024).
Luhut bilang, pernyataan Gus Imin itu membohongi publik. Sehingga dia menilai hal tersebut tidak baik ditonjolkan terlebih Gus Imin ini sebagai calon wakil presiden.
"Daripada anda berbohong kepada publik yang menurut saya tuh karakter yang enggak bagus, untuk mencapai satu posisi, anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," jelasnya.
Sebelumnya pada Debat Keempat Pilpres pada Minggu (24/1), Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Gus Imin menegaskan bahwa hilirisasi yang dilakukan pemerintah saat ini dilakukan secara ugal-ugalan.
"Kita menyaksikan dalam proses penambangan dan bisnis tambang kita, hilirisasi dilakukan ugal-ugalan. Merusak lingkungan, ada kecelakaan, tenaga asing mendominasi," jelas Gus Imin dalam Debat Keempat Capres-cawapres Pilpres 2024, Minggu.
GusImin mengatakan bahwa, berdasarkan data Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 25.000 tambang ilegal.
Baca juga: Begini Dampak Hilirisasi yang Dilakukan Pemerintah Menurut Ekonom
Bahkan dia mengklaim bahwa tambang legal yang berada di tanah air saja tidak memberikan kesejahteraan masyarakat.
"Salah satu yang memprihatinkan adalah data ESDM itu ada 25.000 tambang ilegal sementara tambang yang legal saja tidak membawa kesejahteraan," ungkapnya.
Selain itu, Gus Imin menegaskan perkembangan hilirisasi maupun pertambangan dinilai tidak signifikan dengan kesejahteraan masyarakat.
Dia pun menyontohkan di wilayah Sulawesi Tengah yang memiliki pertumbuhan ekonomi hingga 13 persen tapi masyarakatnya masih miskin.
"Sulawesi Tengah pertumbuhan ekonominya sampai sekarang bisa 13 persen tinggi sekali. Tapi rakyatnya tetap miskin dan tidak bisa menikmati hilirisasi, apa yang mau kita lakukan sementara ilegal juga terus berlangsung lanjut," jelas dia.