Istri Ganjar Pranowo Ikut Tanam Bawang di Sawah Bareng Petani Probolinggo
Siti Atikoh Suprianti bersilaturahmi dengan para petani bawang asal Kecamatan Dringu, di
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti bersilaturahmi dengan para petani bawang asal Kecamatan Dringu, di Dusun Wonosalam, Kalisalam, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (26/1/2024).
Atikoh hadir di lokasi dengan mengenakan kemeja berkelir hitam bertuliskan 'Sat Set' serta jilbab berwarna merah.
Atikoh setelah turun dari bus langsung didatangi sejumlah ibu-ibu.
Mereka ingin menyalami dan berfoto dengan Atikoh.
Atikoh kemudian berjalan kaki sekitar 50 meter untuk menuju lokasi acara.
Tampak beberapa pemuda memainkan gamelan dan drum di tengah perjalanan.
Baca juga: Saat Istri dan Anak Para Capres Turun Gunung Ikut Kampanye di Pilpres 2024
Atikoh berhenti di depan anak muda dari Sahabat Indonesia Bersatu Kabupaten Probolinggo yang memainkan lagu 'Tanduk Majeng'.
Para pemuda terlihat makin bersemangat memainkan gamelan dan drum.
Mereka bahkan sampai loncat bersemangat saat menyadari Atikoh mendatangi mereka.
Atikoh di sisi lain terlihat tersenyum, lalu bertepuk tangan saat melihat aksi panggung para pemuda.
Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu kemudian sampai di lokasi silaturahmi dengan para petani bawang asal Kecamatan Dringu.
Dalam sambutan pembuka, Atikoh berbicara dengan menyebut harga bawang yang membuat petani tidak merugi berada di kisaran Rp 14 ribu.
"Bulan September kemarin, paling harga bawang Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu, padahal petani harga paling rendah itu Rp 14 ribu. Itu biar bisa beli pupuk, obat-obatan, kalau di bawah itu petaninya rugi," kata dia.
Cucu dari Kiai Hisyam Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin di Karanganyar, Purbalingga ini kemudian juga menyinggung perlunya kestabilan harga bahan pokok seperti bawang.
Menurut dia, kestabilan harga membuat petani dan konsumen tidak dirugikan dari biaya bahan pokok.
"Kalau harga rendah, petani yang menangis. Kalau harga mahal, konsumen menangis. Jadi, perlu ada harga yang adil," kata dia.
Setelah berbicara di lokasi, Atikoh kemudian terjun ke sawah untuk menanami bibit bawang bersama para petani lokal.
Ketua DPC PDIP Kabupaten Probolinggo Edi Sutanto mengatakan pihaknya telah menyerap aspirasi dari petani yang mayoritas mengeluhkan soal pupuk.
"Harapan kami, jangan terjadi kelangkaan pupuk. Pupuk murah dan tidak berbelit. Itu permintaan dari petani," kata Edi.