Alasan Ahok Mundur dari Pertamina dan Dukung Ganjar-Mahfud, Bicara Soal Prinsip Ahoker
Ahok mengatakan, sejumlah orang kontra atas keputusannya mundur sebagai Komut Pertamina namun menegaskan gaji dan bonus bukan segala-galanya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok mempersilakan para Ahoker meninggalkannya jika ia berubah dan tidak berdiri pada kebenaran, keadilan, kejujuran dan perikemanusiaan.
Ini disampaikan Ahok di hadapan para pendukungnya yang dikenal sebagai Ahoker, saat menyampaikan pidato perdana usai meninggalkan PT Pertamina (Persero) untuk memenangkan Paslon Nomor 3, Ganjar Pranoow – Mahfud MD di Jakarta, Minggu (4/2/2024).
Acara tersebut merupakan pertemuan Ahok dengan para pendukungnya, yang selama ini mendukungnya sejak mengikuti kontestasi politik Pilgub DKI Jakarta, pada tahun 2012.
Saat itu, Ahok berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi).
Di hadapan pendukungnya yang identik dengan kemeja kotak-kotak itu, Ahok menegaskan sikapnya mendukung pasangan Ganjar-Mahfud memenangkan Pilpres 2024.
Mengenakan kemeja kotak-kotak dipadu celana jeans, Ahok mengatakan, jika tidak lagi berdiri membela kebenaran, keadilan, dan perikemanusiaan, tak layak disebut Ahoker.
Baca juga: Ahok Dukung Ganjar, Basarah Minta Ahokers Tak Galau Lagi
“Ini dasarnya Ahoker, memperjuangkan kebenaran, keadilan, kejujuran. Ini yang kita perjuangkan. Ini dasar kita, ini yang selalu disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata mantan Bupati Belitung itu.
Disebutkan, ada pihak yang menyebut dirinya goblok karena ikut Megawati.
“Kalau mau ikut, ikut pemenang, presiden, penguasa. Saya dari komut jadi dirut. Kalau dirut dapat gaji 100 persen, sekarang 45%. Bonusnya juga sama, habis dirut, kalau bulan Maret di-reshuffle jadi menteri,” ujarnya.
Mantan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok mengatakan, sejumlah orang kontra atas keputusannya mundur sebagai Komut Pertamina untuk berkampanye memenangkan Ganjar-Mahfud, pada Pilpres 2024.
Apalagi Ahok mendapat gaji dan bonus yang fantastis di perusahaan milik negara itu dan memiliki dua anak yang masih kecil dan berteman baik dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Jadi, apalagi kalau anakmu masih kecil, jangan naif, jangan bodoh. Ini kan teman baik,” tukas Ahok menirukan komentar seseorang atas keputusannya mundur dari Komisaris BUMN.
Karena berpegang teguh pada prinsip Ahoker, gaji dan bonus itu tidak menjadi hambatan baginya memperjuangkan kesejahteraan untuk rakyat.
“Maka sama dengan yang lain, saya pun yang bernama Ahok jika tidak berdiri atas kebenaran, keadilan, kejujuran, dan kemanusiaan tidak patut disebut Ahoker,” tegasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan gamblang mengatakan, bahwa tidak mau hidup kaya raya, tapi membiarkan rakyat hanya mendapatkan bantuan sosial.
“Indonesia didirikan proklamator untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk mewujudkan Bansos,” ujar Ahok.