Pengamat Sesalkan Debat Capres Terakhir Cenderung Main Aman, Tak Gali Hal Substansial
Dalam debat sempat dibahas soal bagaimana mengembangkan sumber daya manusia untuk membangun ekosistem teknologi digital.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Debat terakhir antar calon presiden dianggap kurang menggali hal-hal substansial saat membahas tema teknologi informasi.
"Hal-hal substansial kurang tergali," ujar Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi saat dihubungi Tribunnews, Senin (5/2/2024).
Menurut Heru debat terakhir tidak seperti yang diharapkan dan cenderung main aman. Terutama dalam kaitan menggali strategi membangun ekosistem teknologi informasi selama lima tahun ke depan.
Baca juga: Soal Debat Capres, Sekjen PDIP: Seharusnya Prabowo Minta Maaf soal Pelanggaran HAM
Pembahasan soal manufaktur telekomunikasi misalnya. Amat disayangkan, lantaran isu teknologi informasi sangat luas kemudian dipersempit jadi isu manufakturing.
"Padahal kita bisa bicara tentang bagaimana kedaulatan teknologi informasi secara keseluruhan. Bagaimana kedaulatan digitalnya, bagaimana keamanan siber, termasuk pemerataan akses internet, kemudian banyak hal termasuk soal artificial intelligence yang memang harusnya bisa menyentuh hal-hal seperti itu," terang Heru.
Heru justru heran yang menjadi perdebatan soal makan siang gratis atau internet gratis. Padahal, kedua isu tersebut tidak bisa dibandingkan.
"Sekarang kalau kita bicara kebutuhan pokok, internet juga menjadi kebutuhan pokok," ujar Heru.
Seharusnya pembahasan lebih mendalam seperti bagaimana mewujudkan internet yang merata di Indonesia. Kemudian juga terkait kecepatan internet Indonesia yang masih rendah, hingga keamanan siber yang rentan.
Heru mengatakan, dalam debat sempat dibahas soal bagaimana mengembangkan sumber daya manusia untuk membangun ekosistem teknologi digital.
"Tapi SDM yang seperti apa karena kalau kita bicara teknologi digital tidak bisa dibatasi orang-orang engineering. Kalau bicara ekosistem semua latar pendidikan dibutuhkan," imbuh Heru.
Misalnya, kata Heru, soal beasiswa lebih diperuntukkan ke science. Padahal, jika berbicara soal teknologi informasi harus dari hulu ke hilir.
"Dari teknologinya, bagaimana budaya masyarakat, digital society, hingga regulasi, yang melibatkan orang hukum. Kita juga harus melihat ketika kita bicara teknologi informasi tidak lagi fokus teknologi tapi meluas ke beberapa hal lain," tambah Heru.
Sebelumnya, dalam debat terakhir antara calon presiden, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, turut dibahas soal tema teknologi informasi. Pertanyaan dari panelis terkait maraknya impor ponsel yang mengancam kedaulatan teknologi informasi di Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.