Soroti Program Capres, Pakar Kesehatan: Jumlah Dokter Sudah Cukup
Di tanah air terkait jumlah tenaga kesehatan dan medis bukanlah jadi persoalan tapi pemerataan seluruh Indonesia yang jadi masalah
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog Masdalina Pane turut menyoroti debat capres malam tadi dari sisi kesehatan.
Ia mengatakan, belum ada satu capres pun yang berbicara dari sisi pencegahan.
"Statement yang diutarakan normatif saja semua orang berbicara tentang kuratif dan promotif.
Pencegahan selalu lebih baik dari pengobatan," ungkap dia kepada wartawan, Senin (5/2/2024).
Belajar dari pemerintahan kini, banyak anggaran yang tidak berpihak pada sisi pencegahan.
Baca juga: 3 Resep Prabowo Obati Masalah Kesehatan Indonesia
Anggaran lebih banyak digunakan untuk membangun Rumah Sakit (RS) maupun mendirikan fakultas kedokteran.
Menurut Masdalina, di tanah air terkait jumlah tenaga kesehatan dan medis bukanlah jadi persoalan.
Tetapi masalahnya, mayoritas dokter terpusat di Jawa dan Bali dengan jumlah yang berkali-kali lipat.
"Bukan jumlahnya yang jadi persoalan. Tetapi distribusinya. Siapa dokter yang mau dikirim ke ujung Puncak Jaya Wijaya. Jadi bukan jumlah, itu salah.
Akan menambah jumlah dokter spesialis dan jenis spesialias, masalahnya bukan jumlahnya yang kurang. jumlahnya itu relatif cukup tetapi distribusinya yang bermasalah," tegasnya.
Ia menegaskan, memecahkan permasalahan kesehatan di Indonesia itu tidak cukup hanya mendirikan Rumah Sakit setara Mayo Klinik.
"Cita-cita boleh tinggi tetapi kita tidak melihat peta jalannya. Perbaiki dulu indikator-indikator kesehatan kita. Baru bicara yang mengkhayal," ujar Masdalina.