Sepekan Jelang Pemilu, Kerawanan yang Sifatnya Transaksional dan Politik Uang Meningkat
Wawan meminta masyarakat untuk menolak politik uang dan menolak pemberian apa pun yang berkaitan dengan pemilihan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi meminta pemilih untuk jujur dalam proses pemilu nantinya.
Pasalnya, satu minggu terakhir ini memang semakin meningkat kerawanan yang sifatnya transaksional, politik uang dalam bentuk apapun.
"Pada kesempatan ini KPK mengingatkan kepada para peserta seluruh pemilih se- Indonesia untuk kembali menyelenggarakan pemilihan umum ini dengan bersih jujur adil dan berintegritas tentunya," kata Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana dikutip dari tayangan YouTube KPK RI,
Jumat (9/2/2024).
KPK memperingatkan publik ihwal potensi serangan fajar karena kini bukan saja bisa terjadi jelang hari H pemilu, melainkan berkembang menjadi
satu minggu sebelum pencoblosan.
Wawan meminta masyarakat untuk menolak politik uang.
Selain itu, menolak pemberian apa pun yang berkaitan dengan pemilihan.
Baca juga: KPK Imbau Rakyat Pilih Pasangan Capres-Cawapres Berdasarkan Rekam Jejak
"Tapi sekarang kan berkembang seminggu sebelumnya (serangan fajar) sudah mulai jalan, minggu-minggu ini sebetulnya adalah minggu rawan," katanya.
KPK mencoba terus mengingatkan kepada masyarakat lewat kampanye media maupun langsung, untuk tidak terpengaruh dengan politik uang. Kita juga punya
katakanlah teman-teman yang jadi influencer, agen-agen kita, kita juga Paksi (PenyuluhAntikorupsi) di daerah, kita juga punya bahan disebarluaskan kepada mereka untuk sama-sama mengingatkan kembali kepada para pemilih dan para peserta," ujar Wawan.
Kementerian Agama(Kemenag) akan menggelar doa bersama lintas iman sebagai dukungan moral untuk kesuksesan Pemilu 2024. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menuturkan, pihaknya akan mengundang para tokoh dari berbagai agama untuk mendoakan kelancaran proses pemilu dan kesuksesan Indonesia di masa mendatang.
Kegiatan doa bersama tersebut akan digelar pada Minggu(11/2) mendatang.Tak hanya dihadiri oleh oleh tokoh agama Islam, tokoh dan pemuka agama lain turut diundang.
“Insha Allah, pada 11 Februari kita akan menggelar doa bersama. Kami akan mengundang para tokoh dari berbagai agama untuk mendoakan suksesnya Pemilu dan kemajuan bangsa,” kata Gus Men.
Doa juga akan diikuti secara daring oleh para tokoh agama dan masyarakat seluruh Indonesia.
Ia menuturkan, pemilu adalah pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali yang diharapkan bisa berjalan damai dan riang gembira.
“Perbedaan dalam pilihan politik adalah hal wajar dan setiap orang harus menghargainya. Terlalu mahal jika beda pilihan politik sampai merusak persaudaraan,”
ujar Menag.
Pascahiruk pikuk pemilu, kehidupan warga bisa berjalan normal, bekerja sesuai tugasnya, sembari memantau proses penghitungan yang dilakukan oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU). “Kami yakin KPU akan bekerja secara professional dan bertanggung jawab. Bawaslu sebagai lembaga pengawas juga akan melaksanakan
tugasnya dengan baik,” ujarnya. (Tribun Network/ham/rin/wly)