4 Hal yang Disoroti Media Asing Soal Pilpres 2024: Diskon Makanan di Restoran hingga Kakek Gemoy
Media asing menyoroti kemeriahan Pemilihan Umum (Pemilu) Indonesia 2024 yang digelar Rabu (14/2/2024).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media asing menyoroti kemeriahan Pemilihan Umum (Pemilu) Indonesia 2024 yang digelar Rabu (14/2/2024).
Kampanye para capres dan cawapres yang ikut berpatisipasi di Pilpres 2024 juga tak luput dari perhatian media asing.
Berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei, calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, untuk sementara memimpin perolehan suara.
Berikut pandangan beberapa media asing terkait Pilpres 2024 di Indonesia.
1. Negara Demokrasi Terbesar
Pilpres 2024 di Indonesia mencuri perhatian masyarakat internasional.
Al Jazeera menulis Republik Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan negara demokrasi ketiga terbesar dunia setelah Amerika dan India.
"Memiliki warisan budaya yang kaya dan sumber daya alam yang beragam, negara ini juga merupakan rangkaian pulau terbesar di dunia dan terbentang jarak yang setara dari New York hingga London," tulis Al Jazeera.
Hampir 90 persen dari 277 juta penduduk Indonesia adalah muslim menjadikannya negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.
Lokasi Indonesia yang strategis juga memberikan signifikansi geopolitik bagi Indonesia.
Baca juga: Pakai Motor, Prabowo Ziarah ke Makam Sang Ayah Usai Pemilu dan Disambut Ratusan Warga
Sebagai anggota beberapa organisasi internasional, termasuk G20 dan ASEAN, Indonesia memainkan peran penting dalam urusan regional dan global.
Stabilitas politik Indonesia memegang peranan penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
Dilansir AP News, di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia mengalami periode pertumbuhan luar biasa dengan rata-rata 5 persen per tahun, kecuali pada tahun 2020, ketika perekonomian mengalami kontraksi akibat pandemi virus corona.
Peta jalan ekonominya yang disebut “Indonesia Emas 2045".