Anomali Politik Pemilu 2024, Suara Ganjar Keok di Kandang Banteng, Posisi PDIP di Pileg Cemerlang
Pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD justru kalah di kandang banteng. Kandang banteng yang dimaksud Jawa Tengah, DIY dan Bali.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kontestasi Pemilu 2024 dinilai terjadi anomali politik.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengungkapkan anomali dalam hasil quick count atau penghitungan sementara raihan suara pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Di mana, pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD justru kalah di kandang banteng.
Baca juga: Respons Anies dan Ganjar soal Rencana Gibran Bakal Sowan Temui Rivalnya
Kandang banteng yang dimaksud seperti daerah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Bali.
"Justru itulah yang salah satu anomalinya (Ganjar kalah di basis PDIP), karena pergerakan dari struktur itu sangat masif," kata Hasto.
Real Count Sementara KPU di DIY, Jawa Tengah, Bali
DIY, Jawa Tengah dan Bali merupakan basis suara PDIP.
Namun, suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDIP di tiga daerah itu berada di bawah pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sementara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berada di posisi ketiga di tiga daerah tersebut.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan anomali kekalahan Ganjar-Mahfud di kandang banteng.
"Justru itulah yang salah satu anomalinya (Ganjar kalah di basis PDIP), karena pergerakan dari struktur itu sangat masif," kata Hasto dalam jumpa pers di Gedung High End, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Baca juga: Real Count KPU Pilpres 2024 di Luar Negeri 16 Februari 2024: Ganjar-Mahfud Unggul di New York AS
Berikut real count sementara KPU di DIY, Jawa Tengah, dan Bali per Jumat (16/2/2024) pukul 08.44 WIB:
Daerah Istimewa Yogyakarta (suara masuk 54,26 persen)
- Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar: 165.520
- Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka: 393.876
- Ganjar Pranowo-Mahfud MD: 242.467
Jawa Tengah (suara masuk 65,11 persen)
- Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar: 1.306.087
- Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka: 5.488.236
- Ganjar Pranowo-Mahfud MD: 3.626.438
Bali (suara masuk 46,06 persen)
- Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar: 20.667
- Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka: 314.690
- Ganjar Pranowo-Mahfud MD: 284.011
Disclaimer:
- Publikasi Form Model C/D Hasil adalah hasil penghitungan suara di TPS dengan tujuan untuk memudahkan akses informasi publik.
- Penghitungan suara yang dilakukan oleh KPPS, rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penetapan hasil pemilu dilakukan secara berjenjang dalam rapat pleno terbuka oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Baca juga: Perolehan Suara Sementara di Pileg 2024 Jadi yang Tertinggi, Pengamat: Bukti PDIP Tidak Butuh Jokowi
Suara PDIP Tertinggi
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan bahwa PDIP tak membutuhkan sosok Jokowi.
Adapun hal itu dikatakan Pangi berkaca pada hasil perhitungan cepat Pileg 2024 bahwa PDIP jadi yang tertinggi.
"Ini menarik kenapa PDIP pemenang pemilu tanpa Pak Jokowi. Artinya memang PDIP tidak butuh Pak Jokowi. Buktinya tanpa Pak Jokowi PDIP masih 17 persen," kata Pangi dihubungi Jumat (16/2/2024).
Meski begitu, kata Pangi kenapa Ganjar dan Mahfud malah kalah di Pilpres 2024.
"Pertama dari dugaan saya adalah program. Orang di Jawa Tengah misalnya itu cenderung bagi mereka bantuan uang dan barang. Program BLT atau raskin itu tidak mengubah pilihan partainya," sambungnya.
Pangi menilai program semacam itu justru mempengaruhi pilihan presidennya.
"Bagi mereka untuk pilihan presiden itu akan diberikan kepada yang memberikan uang dan barang itu. Jadi bagi mereka Jokowi itu sebagai juru selamat," jelasnya.
Kemudian Pangi menyinggung soal besarnya bantuan pemerintah yang dikeluarkan Presiden Jokowi.
"Dan yang dikucurkan itu bukan anggaran kecil. Termasuk bantuan beras 10 kilo dan sebagainya," tegasnya.
Sebagai informasi untuk perolehan suara hitung cepat pemilihan legislatif, sembilan partai politik diprediksi Voxpol Center Research and Consulting bakal lolos ke Senayan. Sembilan partai itu dinyatakan lolos setelah melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Perolehan suara hitung cepat tersebut berdasarkan 83,5 persen total suara masuk hingga Kamis (15/2/2024) pukul 17.30 WIB. Partai-partai tersebut di antaranya.
1. PDI Perjuangan: 16,62 persen
2. Partai Golkar: 14,86 persen
3. Partai Gerindra: 13,69 persen
4. Partai Kebangkitan Bangsa : 11,03 persen
5. Partai Keadilan Sejahtera : 8,99 persen
6. Partai Nasdem: 8,48 persen
7. Partai Amanat Nasional: 6,92 persen
8. Partai Demokrat: 6,79 persen
9. Partai Persatuan Pembangunan: 4,16 persen
Baca juga: PDIP Buka Peluang Jadi Oposisi, Anies: Harus Dihormati, Tapi Kami Tunggu Perhitungan Selesai
Ganjar Menduga Ada Anomali Perolehan Suara
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengendus adanya anomali perolehan suara pemilihan umum (Pemilu) 2024 versi quick count atau penghitungan sementara.
Ganjar mengatakan, berdasarkan quick count, perolehan suara PDI Perjuangan (PDIP) mengungguli partai politik lain.
“Hasil dari quick count perolehan PDIP saya kira masih tinggi ya, kalau enggak salah masih nomor satu ya,” kata Ganjar saat ditemui di Gedung High End, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Sementara di sisi lain, mantan Gubernur Jawa Tengah ini heran dengan perolehan suaranya bersama Mahfud MD pada Pilpres, justru berada paling terkahir.
Di mana, pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka berada pada urutan pertama.
Lalu, pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar menempati posisi kedua. Sementara, Ganjar-Mahfud terkahir.
“Agak anomali dengan suara saya (karena perolehan suara PDIP lebih tinggi),” ujar Ganjar.
Karenanya, Ganjar menambahkan, saat ini pihaknya tengah menyelidiki berbagai anomali tersebut.
“Maka hari ini sedang diselidiki oleh kawan-kawan. Mudah-mudahan nanti ketemu apa faktornya, sepertinya split tiketnya agak terlalu lebar,” ucapnya.