Cerita Pria Diusir Mertua Gara-gara Pilih Anies di Pilpres 2024 dan Suami Caleg yang Ngamuk
Banyak cerita unik di balik pilihan masyarakat terhadap calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Banyak cerita unik di balik pilihan masyarakat terhadap calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024.
Diantaranya yang dialami Ozy, Warga Rangkasbitung, Provinsi Banten.
Gara-gara beda pilihan di Pilpres 2024, Ozy diusir oleh ibu mertuanya dari rumah.
Ibu mertua fanatik mendukung Prabowo-Gibran.
Dia tak menyukai Ozy yang memilih untuk mendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
Tak Menyesal
Meski diusir dari rumah, Ozy tak menyesali pilihannya dan bersikukuh dengan pandangannya.
Ia memberikan beberapa alasan memilih Anies dan Muhaimin di Pilpres 2024.
Menurut dia Anies dan Muhaimin yang memiliki slogan perubahan tersebut dapat menyejahterakan para sopir mobil barang.
"Siapa tahu semisal Pak Anies jadi presiden bisa ada perubahan. Karena saya berprofesi sebagai sopir," katanya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (15/2/2024).
Ozy berpendapat kinerja Anies Baswedan sewaktu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta terbilang bagus.
"Karena saya lihat kerja nyata bangun stadion JIS, sarana dan prasarana transportasi di Jakarta juga bagus sewaktu jadi Gubernur DKI," lanjutnya.
Baca juga: Viral ART Asal NTT Diduga Jadi Korban Penganiayaan hingga Penyekapan oleh Majikan, Tubuhnya Kurus
Diusir dari Rumah
Begitu mengetahui Anies Baswedan kalah berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) di hari Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024) kemarin, ia pun diusir oleh mertua yang merupakan pendukung fanatik Prabowo-Gibran.
Sontak mertua Ozy langsung emosi dengannya.
Dalam tayangan video yang beredar viral, ibu mertuanya yang mengenakan kaos bergambar Prabowo-Gibran, menenteng sebuah kardus dan membantingnya di dekat Ozy.
Ibu mertua itu mengomeli Ozy sembari menunjuk-nunjuk menggunakan bahasa Sunda Banten.
Ia meminta menantunya memasukkan baju ke dalam kardus dan pergi dari rumah.
"Setelah lihat di TV hasil quick count Prabowo-Gibran unggul di situ langsung pada emosi," tambahnya.
Saat mertua memarahi Ozy, sang istri lebih memilih duduk bersama anaknya.
Istrinya ternyata mendukung pilihan yang sama dengan sang mertua.
Ozy pun memilih untuk legowo dan menjauh ke rumah kontrakan.
Ia memilih menjauh untuk memulihkan ketegangan di antara mereka.
"Ambil hikmahnya aja, siapapun yang jadi pemimpin di negeri ini yang terpenting bisa mensejahterakan rakyat dan profesi seorang driver menjadi lebih baik," pungkasnya.
KPPS dan Ketua RT Dianiaya
Lain pula kisah Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Ketua RT di Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
KPPS dan Ketua dianiaya oleh suami caleg.
Pemicunya karena sang suami tak terima istrinya hanya meraih tiga suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 23.
Pelaku mengamuk dan melakukan penganiayaan di rumah Ketua RT.
Nahasnya anggota KPPS yang mencoba melerai juga ikut dihajar hingga luka-luka.
“Iya betul, suaminya inisial RM. Tidak terima istrinya yang Caleg PKN hanya mendapat tiga suara padahal istrinya besar dan lahir di lingkungan TPS," ujarnya, Kamis (15/2/2024).
Kata dia RM Bawa 8 orang dan ribut dengan ketua RT.
Keributan tersebut dicoba dilerai oleh salah satu anggota KPPS.
Namun anggota KPPS yang bernama Hariyanto tersebut justru mendapatkan serangan dari RM.
Ia terkena pukulan kayu hingga menyebabkan tangannya patah.
Sementara Ketua RT 23 menderita luka di kepala hingga dijahit 30 jahitan.
"Untuk KPPS yang luka dan patah tangan bernama Hariyanto, petugas TPS 23 nomor 7."
"Saat ini tidak dirawat di rumah sakit, hanya istirahat di rumah."
"Dan ketua RT tersebut menderita luka di kepala hingga dijahit 30 jahitan," jelasnya.
Ketua KPU Kota Jambi, Deni Rahmat mengaku telah mendengar hal tersebut.
Ia menggelar rapat dengan anggota KPU serta pemegang anggaran terkait bantuan dana bagi KPPS.
“Ini insiden, jadi akan dibahas lebih lanjut. Belum tahu akan ada anggaran atau tidak, tunggu hasil rapat,” ujarnya.
Kapolresta Jambi Kombes Pol Eko Wahyudi membenarkan kejadian tersebut, dan saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut.
"Benar, laporannya ada, nanti kami periksa saksi dulu dan biarkan anggota bekerja di lapangan," kata Eko, Kamis (15/2/2024).
"Yang jelas kepolisian tengah bekerja saat ini. Untuk korban ada 2 orang, salah satunya anggota KPPS dan sedang kita dalami. Sementara laporan sudah masuk ke Polresta," tambah dia.
Sementara itu Camat Jelutung Hartono mengatakan ketua RT yang menjadi korban sempat berbincang dengan massa yang datang ke TPS.
"Benar memang ada terjadi keributan. Karena ada beberapa orang datang ke TPS. Dan TPS tersebut langsung menghubungi pak RT saat itu Pak RT lagi tidur, namun setelah mendengar ada keributan beliau langsung bangun dan turun," kata Hartono. Kamis (15/2/24).
Dia menyebut saat ketua RT yang menjadi korban kemudian dipukul di bagian kepala.
"Setelah satu jam setengah di rumah sakit, pak RT sudah diperbolehkan untuk pulang. Ada 2 korban, satu tangan dan kedua kepalanya," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Memalukan! Suami Caleg Aniaya KPPS dan Ketua RT Gegara Tak Terima Istrinya hanya Raih 3 Suara di TPS
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.