Dirut BPJS Kesehatan Ungkap 63 Persen Petugas Pemilu 2024 Punya Riwayat Hipertensi
Dari 6.825.951 petugas pemilu 2024 yang melakukan skrining, 398.155 di antaranya berisiko karena memiliki penyakit.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron Mukti ungkap 63 persen petugas pemilihan umum (Pemilu) 2024 idap penyakit hipertensi.
Angka ini didapatkan dari skrining yang dilakukan oleh petugas pemilu sebelum menjalankan tugas.
Diketahui, dari 6.825.951 petugas pemilu 2024 yang melakukan skrining, 398.155 di antaranya berisiko karena memiliki penyakit.
"Itu ada 63 persen hipertensi dari petugas KPPS. Kemudian yang nomor 2 tadi, memang jantung koroner 26 persen. Gagal ginjal kronik 8 persen, dan diabetes melitus 3 persen," paparnya pada konferensi pers yang diselenggarakan di Kementerian Kesehatan, Senin (19/2/2024).
Baca juga: 84 Petugas Pemilu Meninggal, Kemenkes Ajukan Rekomendasi Cegah Jatuhnya Korban di Pemilu Mendatang
Menurut Ghufron, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 34 persen masyarakat Indonesia tidak tahu jika mengalami hipertensi.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ungkap petugas penyelenggara Pemilu 2024 yang meninggal dunia sudah mencapai 84 orang.
“Jumlah yang meninggal dibandingkan Pemilu 2019, yang di atas 500-an, sekarang kan turun jauh. Tadi Pak KPU (Hasyim Asy’ari) angkanya 71 untuk yang tanggal 14 sampai 18, dari Bawaslu ada tambahan 13 orang. Jadi totalnya ada 84 yang meninggal sampai sekarang,” kata Budi.
Walau penurunannya sekitar 80 persen dari jumlah petugas yang meninggal pada Pemilu 2019, Budi menyebut bahwa satu orang meninggal pun sudah terlalu banyak.