Demokrat Sebut Jokowi Sudah Wujudkan Sebagian Mimpi SBY Satu Gerbong dengan Megawati
Mimpi SBY satu gerbong dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menurut Demokrat sudah diwujukan oleh Joko Widodo.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 sekaligus Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, pernah bercerita soal mimpinya naik kereta api bersama Presiden Jokowi dan Presiden Ke-5 RI,Megawati Soekarnoputri.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menilai hal ini sudah terwujud dengan dilantiknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Andi langkah Jokowi seolah memberi petunjuk terhadap mimpi SBY.
Diketahui di pimpinan Joko Widodo-Maruf Amin ada menteri dari PDI Perjuangan yang berkolaborasi bersama Demokrat mengawal pemerintahan hingga periode 2019-2024 berakhir.
Saat ini PDIP dan Demokrat sudah dalam satu gerbong kereta yang sama.
Kemudian baik PDIP dan Demokrat juga sama-sama menunggu Presiden ke-8 RI yang sudah membeli karcis Pilpres 2024.
"Boleh dikatakan sebagian sudah terjadi, sama-sama naik kereta Pak Jokowi berhenti di Solo, ibu Mega lanjut ke Blitar," ujar Andi Malarangeng di program Kompas Petang KOMPAS TV, Kamis (22/2/2024).
Andi menambahkan tidak menutup kemungkinan mimpi tersebut bisa terjadi.
Menurutnya Demokrat yang saat ini bergabung dengan pemerintah akan bekerja secara profesional dan dapat bekerja sama dengan komponen lain yang ada di kabinet.
Termasuk dengan PDIP dan partai lainnya.
Andi juga menyinggung dalam Pilkada di Jawa Tengah, Partai Demokrat bersama-sama dengan PDIP mendukung Ganjar menjadi gubernur.
"Intinya itu mimpi yang baik, kalau itu jadi kenyataan semua anak bangsa bisa bekerja sama satu dengan lainnya," ujar Andi.
Menanggapi hal itu politikus PDIP Andreas Hugo Pareira menilai tidak ada hal yang luar biasa dari peristiwa bergabungnya Partai Demokrat di pemerintahan.
Menurut Andreas, dipilihnya AHY sebagai menteri tidak terlepas dari kebutuhan Presiden Jokowi dalam tambahan kekuatan politik.
Terlebih saat ini wacana mengenai Hak Angket di DPR untuk menyelidiki dugaan kecurangan Pemilu 2024 mulai digulirkan.
"Saya kira kalau kita lihat yang untung kan Pak Jokowi. Demokrat ya senang-senang aja dengan masuk. Secara politis seperti apa yang disampaikan Mas Burhan (Burhanuddin Muhtadi) bahwa Pak Jokowi agak kurang percaya diri dengan situasi sekarang sehingga perlu ada tambahan kekuatan," ujar Andreas.
"Jadi tidak ada hal yang luar biasa dari peristiwa ini," imbuhnya.
Diberitakan, sekitar pertengahan tahun 2023, SBY mencuitkan mimpinya lewat akun mendia sosial X.
SBY menceritakan soal mimpinya bersama dua presiden lain, yakni dengan Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo.
SBY menyebutkan, dalam mimpi dirinya dijemput Jokowi di kediamannya pribadi, Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: Soal SBY Bertemu Megawati, Demokrat: Yang Undang Siapa?
"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya, kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY, dikutip Senin (19/6/2023).
Di Gambir, SBY, Megawati, dan Jokowi sudah menunggu Presiden ke-8 RI atau presiden terpilih di Pemilu 2024.
Presiden yang baru itu telah membelikan karcis kereta api kepada ketiganya ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai," imbuhnya.
Mereka bertiga lalu naik kereta api tersebut.
Sepanjang perjalanan, Megawati, SBY dan Jokowi menyapa rakyat Indonesia.
"Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," sambung SBY.
Sampai di Solo, Jokowi turun dari kereta karena Solo adalah kampung Jokowi.
SBY juga turun di Solo sebelum menuju tanah kelahirannya di Pacitan, Jawa Timur menggunakan bus.
"Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno," tutup SBY dalam utasnya. arah ke makam Bung Karno," tutup SBY dalam utasnya.