Skema Koalisi Parpol di Pilkada Dinilai Bakal Tak Jauh Berbeda dengan Pilpres
Dia menilai peleburan koalisi partai pendukung Pilpres ke paslon pemenang sebelum momentum pilkada merupakan langkah politik merugikan.
Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, bicata soal skema koalisi pendukung paslon capres dan cawapres 01, 02, dan 03 berpotensi berlanjut di Pilkada serentak November 2024.
Dekatnya jarak Pemilu dan Pilkada memberikan keuntungan kepada parpol-parpol yang solid membangun basis koalisi Pilpres untuk memenangkan banyak pertarungan kepala daerah.
Baca juga: Ditawari Golkar Maju Pilkada 2024, Ridwan Kamil Belum Buat Keputusan Jadi Cagub di Jabar atau DKI
Dia menilai peleburan koalisi partai pendukung Pilpres ke paslon pemenang sebelum momentum pilkada merupakan langkah politik merugikan.
Pasalnya, partai-partai yang sudah memperoleh efek dari capres dan cawapres di Pilpres, pada momentum Pilkada bakal berpotensi memperoleh keuntungan besar.
“Pilkada ini momentum lebih regional. Paslon capres-cawapres yang menang di daerah-daerah tertentu bakal berpotensi memenangkan Pilkada jika partai koalisi Pilpres solid mendukung di Pilkada. Ada daerah-daerah basis Anies, Prabowo, dan Ganjar yang unggul. Jika efek Pilpres dikapitalisasi dengan baik, simbol koalisi dan oposisi nasional bakal terlihat nyata di Pilkada serentak November 2024," kata Arifki dalam keterangannya yang diterima Tribunnews, Selasa (5/3/2024).
Baca juga: MK Larang Jadwal Pilkada 2024 Diubah, NasDem dan PKS Sambut Baik, PPP: Harus Dihormati
Dia memahami pada satu sisi momentum Pilpres dan Pilkada berbeda isu dan kepentingan.
Pada sisi lain, langkah politik ini bakal menarik diambil oleh partai pendukung 01, 02 dan 03. "Bagi partai pendukung 02 yang saat ini sudah menang versi Quick Count punya kepentingan memenangkan pilkada serentak. Menang di Pilkada serentak bagi partai pendukung 02 adalah legitimasi kemenangan Prabowo-Gibran di level elit-elite daerah 5 tahun ke depannya," kata Arifki
Sedangkan bagi parpol pendukung 01 dan 03, Arifki menilai ini adalah momentum menjaga momentum oposisi bahwa yang menang di Pilkada bukan dari kubu partai pemenang pilpres.
Menurutnya, pertarungan ini bakal menarik di daerah-daerah strategis, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di daerah ini yang menang Pilkada partai koalisi pendukung 01, 02, atau 03?
Pertarungan Pilpres menjadi pertarungan di Pilkada punya peluang terjadi, jika koalisi partai koalisi pilpres membangun komitmen lanjutan," kata Arifki.
"Akan tetapi, partai-partai tertentu tentu punya kepentingan berbeda, karena memenangkan Pilkada tidak hanya koalisi dan opsosi dengan pemerintahan baru. Namun, basis utama partai untuk memenangkan Pemilu 2029," pungkas Arifki.