Hasto Sebut Pilpres Tak Seharusnya 1 Putaran, Pakar IT PDIP Klaim Prabowo-Gibran Hanya 43 Persen
Pakar IT PDIP menilai Pilpres tak seharsunya berjalan satu putaran, klaim tak ada paslon yang tembus 51 persen.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Pakar IT PDI Perjuangan (PDIP) mengeklaim, tak ada pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang tembus angka lebih dari 51 persen.
Oeh karenanya, berdasarkan hasil audit forensik terhadap Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu, pakar IT PDIP menyimpulkan Pemilu 2024 seharusnya berlangsung dalam 2 putaran.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Sabtu (16/3/2024).
Hasto mengatakan, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara sebanyak 43 persen.
Sementara, pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang disusungnya mendapat 33 persen.
Hasto mengeklaim, audit forensik itu dilakukan pada 16 Februari 2024 atau 2 hari setelah pelaksanaan pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
"Perolehan Ganjar-Mahfud 33 persen dan Prabowo-Gibran 43 persen," kata Hasto, Sabtu.
"Dari hasil audit forensik perolehan suara Ganjar-Mahfud itu 33 persen, jadi seharusnya Pemilu dua putaran."
"Enggak ada logikanya satu putaran baik berdasarkan hasil pergerakan terutama setelah debat calon presiden dan calon wakil presiden yang memberikan preferensi terhadap Ganjar-Mahfud," lanjutnya.
Hasto menilai, ada Json Script yang dipasang di Sirekap untuk mengunci perolehan suara Ganjar-Mahfud di angka 16 persen.
"Sesuai hasil temuan audit forensik kami atas Sirekap KPU, ternyata dipasang Json Script yang mengunci perolehan suara Ganjar-Mahfud," klaim Hasto.
Baca juga: Prabowo Banjir Ucapan dari Pimpinan Negara Usai Unggul di Quick Count, Siapa Saja?
Hasto mengatakan bahwa menurut pakar IT nya formulir C1 bisa dimanipulasi.
"Form C1 itu single frame. Jangankan single frame, video bergerak saja bisa dilakukan manipulasi dengan AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan apalagi single frame makin mudah," kata Hasto.
Pihaknya mengaku begitu yakin ada manipulasi dibalik perolehan suara yang ditunjukan melalui Sirekap KPU.