Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hasto Jelaskan terkait Pernyataannya Sebut Kemajuan Era Jokowi Dipicu Beban Utang Sangat Besar 

Hasto Kristiyanto menjelaskan pernyataannya yang menyebut bahwa kemajuan Indonesia di era Presiden Jokowi ternyata dipicu beban utang yang besar.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Hasto Jelaskan terkait Pernyataannya Sebut Kemajuan Era Jokowi Dipicu Beban Utang Sangat Besar 
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menjelaskan pernyataannya yang menyebut bahwa kemajuan Indonesia di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata dipicu beban utang yang sangat besar. Hasto mengklaim bahwa ucapan itu sebelumnya disampaikan mantan Menteri Keuangan Indonesia, Chatib Basri. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menjelaskan pernyataannya yang menyebut bahwa kemajuan Indonesia di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata dipicu beban utang yang sangat besar.

Hasto mengklaim bahwa ucapan itu sebelumnya disampaikan mantan Menteri Keuangan Indonesia, Chatib Basri.

"Itu dari para pakar ekonomi termasuk Pak Chatib Basri juga menyatakan hati-hati terhadap apa yang terjadi di Chili, Chilean Paradox. Itu yang dicermati," kata Hasto di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Senin (1/4/2024).

Dia menuturkan, PDIP terus mencermati perkembangan ekonomi di tingkat nasional dan global.

Baca juga: VIDEO Hasto Akui PDIP Khilaf Calonkan Gibran Sebagai Wali Kota Solo: Sulung Jokowi Beri Respons

"Hari ini misalnya rupiah telah menyentuh Rp 15.900 nilai tukarnya, seperti itu per dollar. Sehingga jangan sampai ini menciptakan kepanikan," ujarnya.

Hasto menegaskan, PDIP mencermati agar Indonesia tidak terjadi krisis moneter dan krisis ekonomi akibat salah arah.

BERITA TERKAIT

"Maka kami mengingatkan terhadap kenaikan utang luar negeri yang luar biasa kemudian struktur kepemilikan SUN yang ternyata sekarang BI jauh lebih dominan dibandingkan pasar keuangan," ucapnya.

Karenanya, dosen Universitas Pertahanan (Unhan) ini mengingatkan pemerintah untuk segera melakukan langkah mitigasi.

"Ini titik-titik kerawanan yang harus dimitigasi dengan sebaik-baiknya, belum inflasi akibat kenaikan harga-harga kebutuhan pokok rakyat," tegas Hasto.

Sebelumnya, Hasto mengatakan, kemajuan di era Presiden Jokowi ternyata dipicu beban utang yang sangat besar.

Awalnya, Hasto mengaku PDIP khilaf karena mengusung putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai wali kota Solo pada Pilkada 2020 silam.

Dia menjelaskan, PDIP kala itu mengusung Gibran karena melihat kemajuan Indonesia ketika dipimpin Jokowi.

Baca juga: Hasto: PDIP Khilaf Pernah Calonkan Gibran Jadi Wali Kota Solo, Kami Melihat Kemajuan Jokowi

"Ya kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran karena kami juga di sisi lain memang mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi," kata Hasto dalam sebuah diskusi daring pada Sabtu (30/3/2024).

Namun, kata Hasto, kemajuan Indonesia di era Jokowi ternyata dipicu dengan beban utang yang luar biasa.

"Tetapi setelah kami lihat lebih dalam, kemajuan ini (di era Jokowi) ternyata dipicu oleh beban utang yang sangat besar," ujarnya.

Menurutnya, utang pemerintah hampir mencapai 196 miliar USD, lalu swasta dan BUMN hampir mencapai 220 miliar USD.

"Ketika ini digabung, maka ke depan kita bisa mengalami suatu persoalan yang sangat serius," ucap Hasto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas