Prabowo Ungkap Bisa Damai dengan Jokowi karena Filosofi Tiongkok Kuno: Hati-hati Jangan Bikin Musuh
Prabowo mengungkapkan, keputusan tersebut tidak terlepas dari filosofi Tiongkok kuno. Menurutnya, filosofi ini telah dipelajarinya sejak dahulu kala.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto berbicara filosofi Tiongkok kuno saat menghadiri acara peresmian replika Kraton Majapahit di Jakarta, Selasa (7/5/2024) malam.
Mulanya, mantan Danjen Kopassus itu menceritakan saat dirinya dua kali dikalahkan Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 dan 2019. Saat itu, ia mengaku tidak pernah menanam kebencian kepada Jokowi.
Sebaliknya, Prabowo pun malah memutuskan bergabung ke dalam pemerintahan Presiden Jokowi. Sebab, saat itu banyak masyarakat yang ingin para pemimpin untuk rukun.
Prabowo mengungkapkan, keputusan tersebut tidak terlepas dari filosofi Tiongkok kuno. Menurutnya, filosofi ini telah dipelajarinya sejak dahulu kala.
"Filosofi saya pegang teguh, saya belajar ini telambat, saya udah lengser waktu itu. Sederhana, berasal dari Tiongkok kuno, seribu kawan terlalu dikit, satu lawan terlalu banyak. Kita bikin kawan, susah. Bikin lawan, gampang," kata Prabowo dalam sambutannya.
Baca juga: Wacana Bentuk 40 Kementerian, Pengamat: Akhirnya Ketahuan Prabowo Ingin Bagi-bagi Kue Kekuasaan
Lebih lanjut, Prabowo menambahkan filosofi itu juga yang membuat dirinya memutuskan untuk membangun partai Gerindra. Termasuk, alasannya bersatu dengan Presiden Jokowi.
Karenanya, kata Prabowo, pihaknya akan merangkul semua unsur politik ke depannya. Dia pun mengingatkan tidak boleh ada yang dimusuhi.
"Saya berketetapan ingin pakai folosofi itu, saya ingin rangkul semua unsur yang bisa diajak berkawan. Hati-hati jangan bikin musuh, karena sangat gampang. Seandainya dari muda saya belajar ini, sejarah saya agak beda," pungkasnya.