Sudirman Said Buka-bukaan, Pilih Prabowo daripada Jokowi, Siap Bersaing dengan Anies di Jakarta
Sudirman Said pun sudah siap untuk bersaing dengan Anies Baswedan yang dulu didukungnya pada Pilpres 2024.
Editor: Malvyandie Haryadi
Kalau kampung-kampung itu didekatkan dengan wilayah-wilayah yang dekat stasiun kereta, MRT, LRT, atau bus itu akan menghemat mereka untuk tidak harus menggunakan kendaraan pribadi. Ada Jaklingko juga, saya pernah juga menjadi komisaris di Transjakarta, pernah juga terlibat dalam penataaan itu.
Menyinggung masalah mutu udara, kalau semakin sedikit kendaraan pribadi yang digunakan, itu kualitas udara akan semakin bagus, plus soal penghematan. Jadi data menunjukkan setiap tahun kita kehilangan atau kerugian Rp65 triliun karena macet karena BBM yang boros karena waktu yang dibuang di jalanan.
Nah, kalau proses penataan kampung atau modernisasi kota didekatkan dengan itu semua, saya rasa akan baik. Tentu ini perlu dirinci dan kembali kita perlu mendengar sebenarnya pemerintah pusat ke depan seperti apa setelah Jakarta tidak lagi jadi ibu kota.
Tapi saya akan fokus kepada itu sebagai payung. Nah, yang lain-lain yang subsidi transportasi silakan jalan teruskan, KJP plus kita jalankan. Kan jejaknya Pak Anies juga masih banyak yang bagus-bagus, taman taman kota di TIM juga, nanti pada waktunya kita akan detailkan bagaimana melakukan peremajaan kota itu.
Sudah dipersiapkan strategi menarik pemilih muda?
Tentunya itu tantangan besar bagi saya karena usia saya sudah tidak lagi muda. Tetapi siapa tahu nanti saya mendapatkan pasangan yang lebih muda, wakil yang lebih muda.
Tapi juga sebetulnya kita punya tiga lapis masyarakat. Satu lapisan paling atas itu orang-orang yang negara enggak ngapa-ngapain juga mereka tetap hidup. Kelompok ini hanya membutuhkan kepastian kebijakan tidak berubah ubah, kemudian hukumnya memberi suatu keadilan.
Yang di tengah barangkali menjaga kenyamanan yang diperoleh. Saat ini anak anak muda ini kan menjadi tren mereka tidak lagi risau dengan enggak punya mobil, enggak punya rumah tapi yang penting bisa nyewa, kawan-kawan ini hanya perlu difasilitasi untuk memperoleh itu semua.
Nah, kemudian yang paling bawah ini yang membutuhkan sentuhan dari negara, dalam hal ini resources terbaik pikiran terbaik sumber daya terbaik harus difokuskan kepada 40 persen paling bawah.
Yang muda bagaimana? Sebenarnya kita berpuluh tahun berinvestasi pendidikan luar biasa, misalnya LPDP, kita tahu itu. Itu kan menghasikan ribuan sarjana yang dikirim ke luar sekolah, sekarang kita memperoleh resources yang luar biasa.
Nah, teman-teman itu yang perlu diajak ke dalam. Saya punya pengalaman di Aceh, kenapa Aceh bisa dibangun dengan cepat dan sumber daya bisa kumpul? Karena kepemimpinannya kredibel. Orang seperti Pak Kuntoro (Mangkusubroto) itu sangat dipercaya publik sehingga begitu beliau menyampaikan sesuatu, orang berlomba-lomba ikut terlibat.
Menurut saya Jakarta bisa seperti itu jika dipimpin pemimpin yang terpercaya, anak-anak muda akan berpartisipasi. Nah, dari mereka akan muncul gagasan-gagasan segar, jadi anak muda perlu dilibatkan.
Politik sangat dinamis. Jika nanti tiba-tiba partai memutuskan Anda hanya menjadi cawagub, bukan cagub, bagaimana?
Tergantung cagubnya siapa, karena saya sama sekali tidak mencari posisi. Yang saya berikan itu pikiran, ide, pengalaman, untuk ikut menata Jakarta.