PDIP: Kotak Kosong di Pilkada Jakarta Bakal Melanggar Hakikat Demokrasi
Pelan tapi pasti, tiga parpol yang menjadi lawan pada Pilpres 2024 yakni PKS, PKB dan NasDem, mulai tergiur bergabung dengan KIM.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Acos Abdul Qodir
Kota Jakarta yang problematikanya juga sangat beragam, ini memerlukan alternatif-alternatif dalam kepemimpinan, dalam memilih pemimpinKarena tentunya dengan heterogenitas dan juga permasalahan yang beragam dan berbeda di alami setiap warganya.
Hal ini dapat diartikan banyak sekali aspirasi yang tidak hanya bisa diserap dari satu pasangan calon saja.
“Kami melihat ini dari hasil survei juga, bagaimana warga Jakarta banyak yang menginginkan Anies Baswedan, banyak juga menginginkan Basuki Tjahaja Purnama, ada juga yang menginginkan Ridwan Kamil,” papar Chico.
Baca juga: PDIP Tawarkan Barter Politik kepada PKB di Pilkada 2024, Strategi Banteng Meredam Manuver KIM Plus?
PDIP menekankan agar idealnya ketiga nama potensial tersebut bisa maju demi tercipta demokrasi yang sehat di Pilkada 2024.
Ketiga tokoh tersebut, Chico berujar sangat bisa diperdebatkan memimpin sebagai gubernur, sebagai pemimpin di birokrasi, juga punya prestasi-prestasi.
Karena tingkat kepuasan publik mereka ketika memimpin daerah sangat tinggi, PDIP tegas menilai kotak kosong tidak diharapkan masyarakat Jakarta.
“Jadi, intinya harapan kami calonnya itu akan lebih dari satu. Dan jangan sampai juga ada satu paslon yang akan melawan kota kosong. Karena ini walaupun tidak melanggar undang-undang, tetapi hakikat demokrasinya itu justru secara substansial cukup dilanggar secara norma dan etika dan juga hak masyarakat untuk dapat memilih,” tukas Chico.
PDIP tidak menutup diri untuk bisa bekerja sama Partai Keadilan Sejahteraan misalnya karena sebenarnya sudah terjadi di berbagai daerah.
Sekalipun partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri ini juga tidak menolak dipasangkan dengan Ridwan Kamil asalkan masuk ke dalam salah satu kombinasi nama antara cagub maupun cawagub.
Menurut Chico, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat ideologis dan pada tataran tertentu ada hal-hal yang memang tidak bisa dilanggar tetapi dalam hal-hal tertentu tentu ada fleksibilitas-fleksibilitas berbasis argumen yang kuat.
Dan hal itu kembali lagi kepada kepentingan yang lebih besar apakah ini memang keinginan masyarakat apakah memang dengan kita mengambil jalan ini atau itu adalah jalan yang memang akan memberikan dampak yang positif pada masyarakat dan suatu daerah.
Sejumlah kader PDIP yang disiapkan bukan hanya Basuki Tjahaja Purnam tetapi ada Djarot Saiful Hidayat, Prasetyo Edy Marsudi, Charles Honoris hingga Rano Karno.
Sampai hari ini PDIP belum dapat memastikan calon gubernur Jakarta yang akan didaftarkan ke KPU pada 28 Agustus 2024.
“Jujur belum bisa memastikan karena untuk daerah sebesar dan sestrategis Jakarta, ini bagian dari kebijakan strategis partai yang dalam konstitusi partai kita tentunya ini pada akhirnya selain melalui rapat dari Dewan Pimpinan Pusat PDIP yang juga akan di-approve secara khusus oleh Ibu Ketua Umum. Kita tunggu saja,” pungkasnya.