Pengamat Sebut Belum Ada Keselarasan Antara Kandidat KIM dengan Prabowo-Gibran di Pilgub Sultra
Beberapa kandidat ditengarai tidak sejalan dengan agenda Prabowo - Gibran, dalam menjalankan pemerintahan lima tahun kedepan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Beberapa calon Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai mendapatkan rekomendasi partai.
Namun, beberapa kandidat ditengarai tidak sejalan dengan agenda Prabowo - Gibran, dalam menjalankan pemerintahan lima tahun kedepan.
Pengamat politik Sultra Dr Rahmat Nadhir menilai beberapa kandidat tidak sejalan dengan Prabowo-Gibran.
Padahal kontinuitas pembangunan harus tetap berjalan, apalagi Sultra adalah wilayah penting yang jadi basis sektor pertambangan nasional.
"Beberapa partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju justru mendukung kandidat yang merupakan lawan politik Prabowo-Gibran pada Pilpres lalu," ujar Dr Rahmat, Minggu (11/8/2024).
Ia menambahkan bahwa situasi ini cukup mengkhawatirkan, mengingat pentingnya konsistensi antara pemimpin daerah dan nasional dalam memastikan kesinambungan program pembangunan.
Saat ini, para kandidat yang bersaing dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara di antaranya Tina Nur Alam, yang telah mengantongi dukungan dari Partai NasDem, Partai Golkar, dan PKS, dengan total 16 kursi di DPRD Sulawesi Tenggara.
Sementara itu, Andi Sumangerukka telah mendapatkan dukungan dari PPP dan Partai Gerindra dengan total 8 kursi. Lukman Abunawas, figur penting lainnya dalam kontestasi ini, memperoleh dukungan dari Partai Demokrat, PKB, dan PDIP, dengan total 13 kursi.
Sedangkan Ruksamin mendapatkan dukungan dari PAN dan PBB dengan total 7 kursi.
Rahmat mencontohkan Partai Golkar yang mendukung Tina Nur Alam, seorang figur yang aktif mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam Pilpres.
Kondisi serupa juga terjadi dengan Partai Gerindra yang memberikan dukungan kepada Andi Sumangerukka, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan Daerah untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Sulawesi Tenggara.
Rahmat menekankan bahwa langkah-langkah ini dapat menimbulkan ketidakselarasan antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah di masa mendatang.
"Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih tentu memiliki visi untuk menjaga kesinambungan program selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, penting bagi partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung calon kepala daerah yang memiliki visi dan misi yang sejalan," jelasnya.
Dalam konteks ini, Rahmat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi disharmoni yang dapat muncul jika DPP Gerindra tetap mendukung Andi Sumangerukka.
"Jika DPP Gerindra mendukung Andi Sumangerukka, yang sebelumnya berjuang untuk kandidat lain, hal ini akan menimbulkan ketidakselarasan dalam pelaksanaan program di daerah," kata Dr. Rahmat Nadhir.
Ia menambahkan bahwa apabila Andi Sumangerukka terpilih sebagai gubernur, ada kekhawatiran bahwa program-program Prabowo-Gibran tidak akan terhubung dengan baik, mengingat afiliasi politik Andi Sumangerukka yang berada di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang tidak sejalan dengan Koalisi Indonesia Maju.
Lebih lanjut, Rahmat Nadhir menekankan pentingnya bagi partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju menentukan dukungan mereka pada Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara.
Menurutnya keputusan mendukung kandidat yang tidak sejalan dengan agenda nasional Prabowo-Gibran dapat merugikan konsistensi program pembangunan di provinsi yang sangat kaya akan sumber daya alam ini.
"Dukungan kepada kandidat yang sejalan dengan visi Prabowo-Gibran akan memastikan kesuksesan program di daerah," tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.