Qodari Jelaskan Tiga Alasan Bahlil Jadi Calon Kuat Ketua Umum Golkar
Latabelakang Bahlil yang memulai karir dari aktivis mahasiswa, hingga menjadi pengusaha dan menteri saat ini, mampu membentuk pemimpin tangguh
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sosok yang tepat maju menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Diketahui, usai pengunduran diri Airlangga Hartato sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar beberapa waktu lalu, nama Agus Gumiwang Kartasasmita, Bahlil Lahadalia dan Bambang Soesatyo atau Bamsoet muncul di bursa calon Ketum Golkar.
Menurut Qodari, terdapat tiga alasan Bahlil menjadi figur yang tepat menjadi Ketum Golkar.
Pertama, ia menyebut Bahlil memiliki kemampuan dan pengalaman yang lengkap.
Latabelakang Bahlil yang memulai karir dari aktivis mahasiswa, hingga menjadi pengusaha dan menteri saat ini, mampu membentuk menjadi seorang pemimpin yang tangguh.
“Jadi Bahlil ini figur yang sangat lengkap, par excellence, dia pernah aktif di HMI, organisasi kepemudaan yang memiliki jaringan paling luas di Indonesia dan banyak sekali tokoh-tokoh pemimpin bangsa ini lahir rahim HMI,” kata Qodari, kepada wartawan Jumat (16/8/2024).
Qodari mengatakan, selain aktif dalam organisasi kepemudaan, Bahlil juga merintis karir sebagai pengusaha dengan bergabung dalam Himpunan Pengusaha Indonesia (HIPMI) dan karier Bahlil di HIPMI memuncak saat ia terpilih sebagai Ketua Umum HIPMI pada 2015.
Baca juga: Bahlil Minta Publik Tunggu Munas soal Isu Dirinya Jadi Calon Ketum Tunggal Golkar: Munas 20 Agustus
"Jadi ada dua sisi pada diri Bahlil sisi aktivis, politik dan ada sisi pengusaha pelaku ekonomi jadi sangat-sangat lengkap,” ujarnya.
Alasan kedua, kata Qodari, meski di usianya yang relatif masih muda tetapi Bahlil memiliki pengalaman yang lengkap dan panjang.
"Kalau di partai pernah di Golkar, kalau di pemerintahan sudah menjadi Menteri Investasi. Jadi Bahlil adalah orang yang usianya relatif masih muda tetapi pengalamannya lengkap tidak kalah dengan senior,” ucap Qodari.
Selain itu, lanjut Qodari, tidak hanya memiliki kecakapan di dunia politik, Bahlil juga menguasai bidang ekonomi baik secara teori maupun praktik di lapangan.
“Pengalaman di dunia politik ada, bagaimana organisasi politik bekerja dia tahu, dia juga memahami ekonomi baik secara praktik sebagai pengusaha maupun secara teori, secara kebijakan karena dia di pemerintahan,” ujarnya.
Alasan Ketiga, kata Qodari, Bahlil memiliki pergaulan yang luas baik dari tingkat daerah hingga tingkat pusat. Bahlil juga dianggap paham permasalahan-permasalahan yang ada di daerah.
“Nah yang berikutnya lagi adalah Bahlil latar belakangnya dari Indonesia timur, dia dibesarkan di Papua sekolah di Papua tetapi kemudian merantau ke Jakarta bergaul dengan masyarakat di Jakarta, bergaul dengan elite di Jakarta,” jelasnya.
“Jadi Bahlil ini adalah sosok yang paham proses-proses politik dinamika politik di Jakarta pengambilan keputusan di Jakarta tetapi juga punya pemahaman yang sangat baik mengenai situasi dan kondisi di daerah karena dia anak daerah. Dia pernah kuliah di Papua jadi dia paham betul masalah-masalah yang terjadi di daerah,” tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.