Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terungkap Pramono Anung Disebut Dilema Terima Mandat Cagub Jakarta dari Megawati

Tak ada ekspresi kegembiraan berlebihan ditunjukkan Pramono saat menyambut awak media yang ingin meliput dirinya, yang tengah bersiap menuju KPU

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Terungkap Pramono Anung Disebut Dilema Terima Mandat Cagub Jakarta dari Megawati
Instagram @pramonoanungw
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang dengan politisi senior PDIP sekaligus Sekretaris Kabinet Pramono Anung 

"Pramono tidak miliki catatan elektabilitas yang baik, sementara lawan mereka koalisi gemuk dan tokoh populer," jelas Dedi.

Baca juga: Aktivis HAM Datangi Mabes Polri Pertanyakan Tindakan Represif Polisi saat Demo Tolak RUU Pilkada

Terpisah, pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan seharusnya PDIP menghindari menawarkan pasangan calon Pramono-Rano Karno di Pilkada Jakarta.

Hal itu katakan Ray, dikarenakan sosok Pramono Anung tak begitu dikenal oleh warga Jakarta.




"Ini pilihan yang mestinya dihindari (Pramono-Rano Karno), bukan dipadukan. Menempatkan Pramono di Jakarta, sama dengan menempatkan orang yang sama sekali tidak dikenal oleh warga Jakarta," kata Ray, Selasa (27/8/2024).

Ia menerangkan warga Jakarta bukanlah pemilih manut. Tanpa ada hubungan yang mengikat mereka secara rasional, pun emosional, akan sulit diterima warga.

Meski begitu, dikatakan Ray berbeda dalam konteks Rano Karno, tentu saja, punya ikatan khusus dengan warga Jakarta, khususnya etnis Betawi.

"Beliau juga pernah menjadi wakil gubernur Banten. Yang jaraknya hanya selemparan batu dari Jakarta. Dengan sendirinya, selama menjadi wakil gubernur, aktivitasnya cukup diketahui oleh warga Jakarta," terangnya.

BERITA TERKAIT

Kemudian dikatakan Ray, wacana Pramono-Rano Karno sangat bertentangan dengan pendekatan politik pada umumnya.

Hal itu dikarenakan sosok yang dekat dengan warga Jakarta. Malah ditempatkan sebagai cawagub, bukan cagub.

"Entah strategi apa yang tengah dilakukan para elite PDIP. Sebab, secara elektabilitas, keduanya sudah jauh ditinggalkan oleh Ridwan Kamil-Suswono.

Ridwan Kamil-Suswono, kemungkinan sudah mendekati angka 20 persen. Pramono-Rano bahkan baru akan memulai," terangnya.

Ray juga melihat keputusan PDIP ini menunjukkan seperti sedang linglung. Sebab, tiba-tiba terlihat kehilangan taji dan tanduk untuk menyeruduk.

"Tak biasa, padahal di Banten, mereka mampu dengan manis, akhirnya, menarik Golkar bergabung. Itu karena langkah yang diambil rasional, mendukung cagub yang elektabilitasnya tinggi," kata Ray.M

enurutnya, di Jakarta merupakan pusat persaingan KIM Plus dengan oposisi. PDIP malah memajukan pasangan yang berpotensi akan mengalami kekalahan telak.

"Mestinya di tempat di mana simbol persaingan itu sangat kuat, PDIP harus mendorong calon yang seimbang bagi pasangan KIM Plus. PDIP di Jakarta, nampaknya lebih memilih jalan mengalah dari pada melawan," tandasnya. (Tribun Network/Yud).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas