Terungkap Pramono Anung Disebut Dilema Terima Mandat Cagub Jakarta dari Megawati
Tak ada ekspresi kegembiraan berlebihan ditunjukkan Pramono saat menyambut awak media yang ingin meliput dirinya, yang tengah bersiap menuju KPU
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir

Tepat di pukul 09.15 WIB, Pramono bersama keluarganya terlihat berkumpul membuat lingkaran. Selepas itu, dia pun keluar rumah sambil memperkenalkan anggota keluarganya.
Selanjutnya, dia menuju kantor DPP PDIP yang berada di Jalan Diponegoro Menteng, untuk berkumpul dengan Rano Karno dan jajaran DPP Partai.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tampak hadir mendampingi Pramono-Rano Karno di ruang lobi markas PDIP itu. Sebelum berangkat menuju KPUD Jakarta, mereka tampak memanjatkan doa bersama.
Baca juga: Sosok Airin Rachmi, Adik Ipar Ratu Atut dan Pernah Jabat Wali Kota Tangsel 2 Periode
Diawali arak-arakan kebudayaan serta menumpangi oplet ke KPUD, Pramono-Rano Karno resmi mendaftar sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta.
Sumber Tribunnews mengungkapkan, sebenarnya Pramono Anung dalam posisi dilema menerima mandat maju di Pilgub Jakarta.
Sebab, Pramono dinilai belum siap. Apalagi, selama ini dia tidak muncul di publik.
Bahkan, selama ini namanya belum pernah muncul di survei Jakarta.
“Di survei aja tidak ada namanya,” ujar sumber itu.
Meski begitu, belum ada tanggapan Pramono Anung perihal informasi ini.
Formalitas Ikut Pilkada hingga Linglung

PDI Perjuangan (PDIP) dianggap hanya sekadar formalitas jika mengusung duet Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024. Terlebih, tidak mengusung Anies Baswedan yang sebelumnya bakal diusung PDIP.
“Ini seolah PDIP hanya formalitas mengusung, bukan karena ingin melawan," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah Putra.
Menurut Dedi, jika PDIP tidak mengusung kandidat dengan elektabilitas tinggi buat bersaing di Pilkada Jakarta, maka dia memprediksi partai itu hanya mengikuti ritme kepentingan pihak lain.
"Perubahan terjadi di Parpol yang belum memiliki koalisi, seperti PDIP, perubahan di PDI-P sekalipun pada akhirnya akan mengarus pada kepentingan pihak lain, misalnya di Jakarta," terang Dedi.
Dedi menambahkan, jika PDIP gagal mengusung Anies dan memilih duet Pramono-Rano Karno, hal ini menandakan partai berlambang banteng moncong putih ini tidak serius bersaing di Pilkada Jakarta buat melawan duet Ridwan Kamil-Suswono yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.