Cerita Pramono Anung Jadi Calon Gubernur Jakarta, Megawati: Pram Final, Jokowi Terbahak 'Mas Maju'
Meski awalnya Pram menolak untuk maju Pilkada Jakarta, pada akhirnya ia tak bisa melawan perintah sang ketua umum.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak Rabu (28/8/2024) pagi, rumah di Jalan Haji Ambas No 18, Cipete, Jakarta Selatan tampak ramai orang yang hilir mudik mempersiapkan kendaraan bagi si empunya rumah.
Pagi itu sang pemilik rumah akan diarak menjadi "pengantin".
Di tengah ramainya orang yang hilir mudik, seorang pria yang mengenakan pakaian khas Betawi terlihat menyambut hangat sejumlah awak wartawan yang tiba satu per satu.
Pria berpakaian khas Betawi ini adalah Pramono Anung, sang pemilik rumah.
Baca juga: Jalani Tes Kesehatan 11 Jam 20 Menit: Pramono Nggak Takut, Rano Karno Malas Disuntik
Pram, begitu ia biasa disapa, adalah sosok yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Perjuangan (PDIP) menjadi calon gubernur Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
Tak ada ekspresi berlebihan yang ditunjukkan Pram saat menyambut wartawan yang ingin meliput dirinya yang tengah bersiap menuju kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta untuk mendaftar bersama pasangannya, Rano Karno.
Sekretaris Kabinet (Menseskab) pada pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu tetap terlihat hangat dan ramah menyambut wartawan yang tiba di kediamannya.
Pramono Anung juga menyempatkan meladeni sesi wawancara dengan para wartawan.
Dia juga tidak bisa menutupi kekagetannya saat ditanya soal maju sebagai calon gubernur Jakarta.
Diakui Pram, ia sebenarnya sempat menolak tawaran yang disodorkan partainya itu.
Tepatnya, penolakan itu disampaikannya ketika pengumuman gelombang ketiga calon kepala daerah yang diusung oleh partai berlambang banteng moncong putih itu pada Senin (26/8/2024) lalu.
"Ya itu menolak, bukan belum, (tapi) menolak. Ya pokoknya intinya di awal saya tidak berkeinginan dan saya menolak,” kata Pramono.
Pada Selasa (27/8/2024) siang PDIP menggelar rapat tingkat DPP Partai.
Di rapat tersebut seluruh jajaran elite PDIP berkumpul membahas berbagai calon yang akan diusung oleh PDIP, terkhusus di Jakarta.