Daftar Tokoh Betawi yang Ditemui RK-Suswono, Pramono-Rano, Dharma-Kun: Ada Bang Yos hingga Bang Nara
Berikut rangkuman pertemuan para paslon Pilkada Jakarta, yakni RK-Suswono, Pramono-Rano, Dharma-Kun dengan para tokoh Betawi.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pasangan Calon (Paslon) Ridwan Kamil (RK)-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana berlomba-lomba untuk menemui para tokoh Betawi untuk meminta dukungan di Pilkada Jakarta 2024.
Tokoh-tokoh yang telah ditemui oleh para paslon di Pilkada Jakarta ini di antaranya ada dua mantan Gubernur Jakarta yakni Sutiyoso dan Fauzi Bowo.
Lalu ada juga tokoh masyarakat Betawi Nachrowi Ramli serta Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR) Lutfi Hakim.
Berikut rangkuman pertemuan RK-Suswono, Pramono-Rano, dan Dharma-Kun dengan para tokoh Betawi.
1. Sutiyoso
Pramono Anung dan Rano Karno Temui Sutiyoso Bahas Persoalan Klasik Jakarta
Paslon Pramono-Rano mengunjungi kediaman Gubernur Jakarta periode 1997-2007, Sutiyoso, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (5/9/2024).
Sutiyoso atau yang akrab disapa Bang Yos mengatakan, sebagai senior dirinya terbuka untuk bertemu dengan calon siapa pun.
"Kewajiban saya juga untuk membagi atau sharing pengalaman saya selama 10 tahun jadi Gubernur DKI Jakarta," kata Bang Yos di lokasi.
Dia mengaku sudah menceritakan gambaran Jakarta secara umum dari aspek geografis, demografis, dan kondisi sosialnya.
"Sudah saya ceritakan juga masalah-masalah klasik yang tidak selesai-selesai seperti macet, banjir, kependudukan, dan lain sebagainya. Dan juga saya ceritakan dan titip ya nanti kalau InsyaAllah terpilih ya, saya pesen ini 1, 2, 3," ujar Bang Yos.
Baca juga: Pramono-Rano Berencana Temui SBY Besok, Bahas Pilkada Jakarta?
Ridwan Kamil dapat Pesan dari Sutiyoso
Ridwan Kamil mengunjungi kediaman mantan Gubernur Jakarta, Sutiyoso, di Museum Bang Yos, Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/9/2024).
Pada kesempatan itu, Ridwan Kamil mengaku memperoleh pesan dari Sutiyoso bahwa seorang pemimpin harus mahir dalam berkomunikasi kepada masyarakat.
"Sehingga membereskan urusan tidak harus dengan drama-drama, tapi dengan pendekatan kemanusiaan," tutur Ridwan Kamil.