Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Jadi Strategi Asing untuk Kuasai Kedaulatan Suatu Bangsa

Ia pun mengaku menolak keras jika ke depan pandemi kembali terulang mewabah di tengah masyarakat.

Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Jadi Strategi Asing untuk Kuasai Kedaulatan Suatu Bangsa
Tangkap layar Youtube
Calon Gubernur Jakarta dari jalur independen, Dharma Pongrekun, saat memberikan jawaban dalam debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024) malam. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun sebut pandemi jadi strategi negara asing untuk kuasai kedaulatan suatu bangsa.

Adapun hal itu Dharma ungkapkan saat menyampaikan visi-misinya dalam pembukaan debat ketiga Pilkada Jakarta di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/11/2024).

Baca juga: Atasi Kemacetan Jakarta, Dharma Pongrekun Berencana Buat Jalan Tanpa Lampu Lalu Lintas

Awalnya Dharma membahas soal maraknya isu pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan karena adanya pandemi.

Belum lagi menurut Dharma, perusahaan di masa pandemi juga dipaksa membayar denda mencapai Rp 50 miliar apabila karyawannya menolak untuk divaksin.

Hal itu kata dia telah diatur dalam Undang-Undang Kesehatan yang disahkan pada tahun 2023 lalu.

"Bagi yang paham, ini gong kematian bagi keamanan pengusaha Jakarta. Karena memudahkan membuka potensi pemerasan masif bagi para pemilik perusahaan," kata Dharma.

Baca juga: Dharma Pongrekun Waspadai Potensi Pandemi: Kalau Terjadi Maka Semua Program Nggak Bakal Ada

Berita Rekomendasi

Ia pun mengaku menolak keras jika ke depan pandemi kembali terulang mewabah di tengah masyarakat.

Pasalnya kata dia, pandemi merupakan wujud dari strategi negara asing untuk mengganggu kedaulatan suatu bangsa.

"Tapi terpenting jangan ada pandemi lagi sebagai strategi asing menguasai kedaulatan suatu bangsa tanpa perlu biaya mahal untuk perang, cukup dengan isu kesehatan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas