Julkisno Kaisupy dari Seram Barat Merantau ke Ambon Ingin Ubah Masa Depan
Iptu Julkisno Kaisupy lahir di pedesaan Pulau Seram Barat, merantau ke Ambon dan akhirnya jadi Kapolsek di wilayah Ambon dan sekitarnya.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Untuk itu, hidupnya berpindah-pindah dari rumah ke rumah.
Ia dirawat oleh bibi dan paman dari bapak, serta kakak-kakaknya, terus berpindah adalah kondisi yang dirasakan mulai kecil, remaja, hingga dewasa.
Tahun 1994 menjadi awal mula Julkisno melanjutkan studi di SMA Negeri 7 Ambon, tinggal bersama kakak perempuannya di Asrama TNI Kompi A 733 Masariku, Waiheru.
Tetapi hanya bertahan enam bulan, kakak iparnya pindah menjalankan tugas di Ternate, Julkisno mencari tempat tinggal baru yakni kos.
Untuk menyelesaikan studi, Julkisno hanya berharap kiriman dari kakaknya.
Sedangkan makan sehari-hari kerap didapatkan usai memutar otak sendiri dengan mencari penghasilan tambahan.
“Kalau uang kos tidak masalah. Tetapi untuk makan sehari-hari saya sering kewalahan. Untung ada tetangga yang baik hati,” kenangnya kepada TribunAmbon.com melalui panggilan telepon, Rabu (5/4/2023).
Jika hari libur tiba, Julkisno menghabiskan waktu menjadi kondektur di mobil milik tetangga indekos yang setaip hari mengangkut pasir dan batu.
Ia menuturkan, sering mengantar maupun menjemput anak tetangga kosnya itu ke sekolah taman kanak-kanak menggunakan sepeda, bahkan disuruh belanja di Pasar Rumah Tiga.
Nasib tak sedap pernah dialaminya sewaktu menyedot (hisap) minyak tanah dari drum ke jerigen memakai selang, sejumlah liter ditelan secara spontan.
“Saya juga jadi kondektur. Sampai selesai, saya diberi uang Rp 20.000. Terus saya manfaatkan untuk makan, begitu seterusnya,” paparnya.
Singkat cerita, Julkisno pindah kosan ke kawasan Wailela, Rumah Tiga tepatnya Lorong Service.
Ada tetangga indekosnya seorang pekerja mercusuar. Rumahnya tidak punya pembantu, ia ambil peluang itu untuk angkat air di bak hingga penuh.
Tidak mengharapkan uang, pekerjaan ini dilakoni semata-mata guna mendapat makan setiap hari dari tetangganya.