Mendikbud Bantah Sistem Pendidikan Penyebab Tawuran
Muhammad Nuh membantah jika sistem pendidikan yang salah menjadi penyebab maraknya tawuran di Jakarta.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh membantah jika sistem pendidikan yang salah menjadi penyebab maraknya tawuran di Jakarta.
Dikatakan, fenomena perkelahian antar kelompok pelajar ini tak terjadi di daerah. Padahal, sistem pendidikan sama dengan di Jakarta.
"Kalau sistem itu artinya di daerah yang lain seperti ini juga. Padahal ini khusus terjadi di Jakarta. Buktinya, sistem yang sama di daerah yang lain tidak terjadi," ujar Nuh kepada wartawan di Mapolres Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2012) malam.
Sebelumnya, selang dua hari setelah tewasnya Alawy Yusianto Putra (15), siswa kelas X-8 SMA 6 Jakarta, dunia pendidikan nasional kembali menitikkan air mata atas meninggalnya Deny Januar (17), siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66 (Yake) Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (26/9/2012) kemarin.
Deny meregang nyawa dalam peristiwa tawuran antara pelajar SMA Yake dan SMK Kartika Zeni (KZ) Matraman di Jalan Dr Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Menurut saksi mata Amirudin, pedagang rokok di lokasi kejadian, sekitar pukul 12.30 WIB sekitar 15 siswa SMA Yake dikejar-kejar siswa dari SMK KZ yang membawa senjata tajam semacam celurit.
APU (16) tersangka pembunuh Deny berhasil ditangkap 2 jam setelah kejadian. Ia pun ditetapkan menjadi tersangka, yang dikenakan berlapis pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, pasal 170 KUHP tentang pelaku kekerasan di muka umum, dan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.
- DPR Pertanyakan Peran Sekolah dan Aparat Cegah Tawuran
- Kepala SMA Yayasan Karya Antisipasi Aksi Balas Dendam
- Deny Meninggal karena Melindungi Dua Temannya
- Adik Kelas Histeris saat Dengar Kabar Deny Meninggal
- Kadisdik DKI Rapat Bersama DPR saat Mendengar Kabar Buruk
- Mendikbud Buka Opsi Penyatuan SMAN 6 dan SMAN 70