Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Anggap Rekayasa Hujan BPPT Berhasil

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menganggap langkah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang membuat alat perekayasa

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Jokowi Anggap Rekayasa Hujan BPPT Berhasil
TRIBUN/DANY PERMANA
Setelah selama satu hari cuaca sempat membaik, awan tebal kembali menggelayut di langit Jakarta, Rabu (23/1/2013). Menurut BMKG kemungkinan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih akan terus melanda Ibukota hingga akhir bulan Januari. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menganggap langkah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang membuat alat perekayasa hujan berhasil.

"Sudah lihat buktinya kan?" kata Joko Widodo di Balaikota, Jakarta, Rabu (30/1/2013).

Mantan Walikota Solo ini pun mengatakan bahwa keberhasilan teknologi tersebut terbukti mampu memecah hujan, sehingga pada tanggal 27 Januari 2013 lalu yang diisukan akan terjadi hujan besar, justru tidak terjadi.

"Ya, buktinya sekarang panas dan hujannya nggak banyak," ucap pria yang akrab disapa Jokowi itu.

Seperti diketahui, teknologi yang digunakan BPPT untuk menangkal hujan dengan menggunakan bahan yang berbagai aneka garam dengan ukuran 2-5 mikron ini ditanam di awan dengan bantuan pesawat terbang.

Selain memakai pesawat terbang, juga bisa menggunakan sistem statis melalui wahana Ground Base Generator (GBG). Menurut Heru, akan ada lima GBG yang ditempatkan di sekitar Gunung Gede dan 25 titik di wilayah DKI Jakarta. Penggunaan GBG ini untuk memodifikasi awan agar terpecah. Ditambah dengan lima pos meteorologi yang melaporkan kondisi cuaca terkini.

Metode lainnya yang dilakukan BPPT berupa metode penyemaian awan dengan teknologi flare perak iodida yang berbentuk tabung. Mirip roket, tabung yang dipasang di sayap pesawat siap ditembakkan ke awan.

Dengan terpecahnya awan-awan Cumulus, seluruh awan akan berkompetisi. Semakin banyak kompetisi, akan banyak awan yang menjadi impoten atau mandul karena tidak bisa menghasilkan air sama sekali. Awan-awan yang akan berpotensi jadi hujan terus diawasi hingga pergerakan di ketinggian sekitar 9.000-10.000 kaki.




Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas