Buruh Kuali: Brimob Tembakkan Senjata untuk Intimidasi
Bagas (22), salah seorang buruh pabrik pembuatan kuali korban perbudakan di Tangerang tak pernah menyangka lingkungan
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagas (22), salah seorang buruh pabrik pembuatan kuali korban perbudakan di Tangerang tak pernah menyangka lingkungan kerjanya, penuh intimidasi. Bukan saja diterima dari bos dan mandornya, tetapi juga dari oknum Brimob yang mengawasi kerjanya.
"Saya di pabrik bekerja sebagai penjaga api. Saya tidak bisa kabur karena di belakang saya ada anggota Brimob, namanya Jamal dan Agus. Sehingga kami tidak bisa kabur," ujar Bagus menceritakan intimidasi yang diterimanya di kantor KontraS, Jakarta, Rabu (8/5/2013).
Mulanya, Bagus bekerja di pabrik ini lewat temannya bernama Dede dan Taufik. Mereka bertiga lalu masuk ke mess pabrik milik Yuki, yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka, dan langsung mendapat perlakuan buruk.
"Kami langsung digeledah. Hape, pakaian dan uang semuanya diambil. Mereka beralasan kami bisa langsung kerja. Dan saat kerja saya mendapatkan perlakukan yang tidak manusiawi, sudah seperti hewan," katanya.
Kondisi ini yang kemudian membuat sejumlah buruh berusaha kabur. Ada yang benar-benar berhasil, dan ada yang tertangkap. Jika tertangkap, seluruh buruh mendapat intimidasi di bawah senjata dua anggota Brimob.
"Kalau ada yang kabur suka dimarah-marahi. Nurjamal anggota Brimob suka mengeluarkan senjata dan menembakannya ke tanah," ungkap Nuryana (20), seorang buruh yang ikut merasakan intimidasi selama bekerja di pabrik.
Ramlah (17), adalah seorang buruh yang berhasil melarikan diri dari pabrik kuali. Karena tersiksa, ia memutuskan melarikan diri saat Magrib. "Selama perjalanan saya makan dikasih supir taksi. Saya sampai rumah dalam keadaan sakit dan sempat muntah darah," katanya.