Pelaku Teror Penembakan Polisi di Tangerang Selatan Diduga Jaringan Poso
Rentetan teror penembakan anggota polisi di wilayah Tangerang Selatan, diduga kuat memiliki keterkaitan dengan jaringan kelompok teroris Poso.
Penulis: Theresia Felisiani
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rentetan teror penembakan anggota polisi di wilayah Tangerang Selatan, diduga kuat memiliki keterkaitan dengan jaringan kelompok teroris Poso.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, dugaan itu dikuatkan oleh kesamaan modus operandi dan jenis peluru yang digunakan pelaku penembakan dengan teroris kelompok Poso.
"Bisa saja itu, ada alasan ke arah sana (pelaku dari jaringan Poso). Karena menurut informasi yang kami dapatkan, anggota kelompok Poso kembali ke daerahnya masing-masing di Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah, setelah latihan mereka berhasil dibubarkan," kata Boy Rafli Amar, Minggu (18/08/2013).
Boy menjelaskan, rentetan penembakan terhadap Aiptu Kus Hendratno, Bripka Ahmad Maulana, Aiptu Patah, dan Aiptu Dwiyatna, sama seperti kasus penyerangan terhadap patroli Brimob di Poso.
Ketika itu, kata dia, pelaku menghadang satu regu Brimob Polda Sulawesi Tengah yang sedang berpatroli di kawasan Tambarana.
Modus seperti itu, sambung Boy, juga sama seperti ketika Briptu Andi dan Brigadir Suherman tewas tertembak di Dusun Tamanjeka, Gunung Biru, Poso.
Selain modus, terus Boy, senjata yang digunakan teroris di Poso dengan pelaku penembakan polisi di Tangerang Selatan juga sama. "Seluruh pelaku penembakan di Tangerang Selatan dan Poso memakai senjata laras pendek, bukan laras panjang," imbuhnya.
"Permbedaan modusnya hanya sedikit. Kasus di Tangerang Selatan, pelaku mengikuti korban dengan sepeda motor, dan menembak dari belakang. Kalau di Poso, mereka menembak dari samping atau depan korban," ungkapnya.