Jokowi Sindir Pedagang Kota Tua yang Mengaku Tidak Didata
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyikapi aksi demonstrasi para pedagang yang protes dengan sindiran
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyikapi aksi demonstrasi para pedagang yang protes dengan sindiran bahwa para pedagangnya yang kreatif, sehingga dapat bermultiplikasi.
"Mereka memang kreatif. Masa orang kreatif dilarang-larang? Tapi jangan nuntut-nuntut fasilitas," ujar Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Sebab, Joko Widodo mengatakan data yang dimiliki Pemprov DKI terkait banyaknya pedagang yang berjualan di kawasan Kota Tua jumlahnya ada 260 pedagang.
"Dulu ngitung ada 260. Pendataan awal itu. Berarti kreatif kan pedagangnya," ucap pria yang sapaan akrabnya Jokowi ini.
Namun, Jokowi mengatakan mereka para pedagang yang mengaku tidak didata ini masih memiliki kesempatan berdagang di kawasan Kota Tua, asalkan ada kelebihan tempat.
"Kami kan kalau ada sisa silakan. Seperti yang di blok G (Tanah Abang). Ada sisa, silakan masuk," ucap Jokowi.
Sebelumnya, Hari ini, Rabu (11/9/2013), ratusan pedagang di museum Fatahillah, Jakarta Barat, menggeruduk kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo Di Balai Kota, Jakarta dalam rangka mengajukan protes lantaran mereka tidak didata untuk berdagang di kawasan museum yang rencananya akan direvitalisasi.
"Kami ini jumlahnya mencapai 700 pedagang, lalu dipangkas jadi 200 dan hanya 60 diantaranya pedagang lama," ujar seorang orator.
Para pedagang menduga Pemprov DKI sengaja ingin menyingkirkan mereka yang sudah berjualan hampir puluhan tahun ini dengan cara mensortir 200 Pedagang yang dapat berjualan di kawasan Kota Tua nantinya.
"Kami mau langsung ketemu dengan pak Jokowi. Kami bosan ketemu anak buah terus. Kami ingin langsung menghadap Gubernur," tutur mereka.