Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Palang Pintu Belum Tertutup Saat Truk Pertamina Melintas

Albar Gumilar (18) mengaku sangat bersyukur dirinya masih hidup

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Palang Pintu Belum Tertutup Saat Truk Pertamina Melintas
Nurmulia Rekso Purnomo/Tribunnews.com
Albar Gumilar (18), salah seorang korban kecelakaan tabrakan KRL jurusan Serpong - Tanah Abang dengan truk tangki Pertamina, di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (09/12). (NURMULIA REKSO PURNOMO). 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Albar Gumilar (18) mengaku sangat bersyukur dirinya masih hidup, walaupun pergelangan tangan sebelah kanannya mengalami luka bakar akibat siraman premium dari truk tangki Pertamina yang ringsek dan terbakar ditabrak KRL jurusan Serpong-Tanah Abang.

Ditemui TRIBUNnews.com, Selasa (10/12/2013), Albar mengatakan saat kejadian kemarin (09/12) ia berada persis di belakang truk tangki milik Pertamina. Albar mengingat jarak dirinya dan truk itu hanya sekitar satu meter.

Ia memang kerap melewati jalur itu untuk berangkat dan pulang dari sekolah menuju kediamannya di Jurang Mangu, Tangerang Selatan, Banten. Pagi harinya sekitar pukul 06.30 WIB ia pun melewati pintu perlintasan yang dijaga Pamuji (48) itu.

Putra ketiga dari empat bersaudara itu mengatakan saat mendekati perlintasan itu belum ada sirine penanda kereta akan lewat, maupun palang pintu yang perlahan turun. Ia pun memberanikan diri untuk melintas.

"Tidak ada sirine, palang pintu masih terbuka. Saya berani lewat. Kalau saya tahu kereta mau lewat, saya tidak akan lewat, tidak berani saya," katanya.

Albar mengatakan ada di sebelah kanan bagian belakang truk tangki Pertamina, saat truk tersebut hendak melintas rel. Kata dia truk itu tidak melaju dengan lancar karena ada sejumlah sepedamotor yang menyalip truk tersebut.

Saat truk berada di tengah-tengah jalur kereta tiba-tiba Pamuji keluar dari posnya, sembari mengibar-ngibarkan bendera merah, penanda akan ada kereta yang lewat. Pamuji kata Albar pun sempat menghampiri truk tersebut untuk memberitahu sang supir agar terus maju karena kereta api akan segera melintas.

BERITA TERKAIT

"Saya tadinya mau menyalip truk, saya lihat ada penjaga pintu keluar bawa bendara, saya langsung mundur," ujarnya.

"Saya juga lihat truk itu yang tadinya maju tiba-tiba mundur, tidak kuat naik. Mesinnya juga mati," tambahnya.

Albar terus mundur sampai melewati rel. Ia lalu menoleh kekanan, dan ia saksikan KRL jurusan Serpong - Tanah Abang itu sudah berjarak sekitar 3 meter darinya, dan tabrakan maut itu pun terjadi.

Albar hanya menunduk sembari menggenggam erat stang sepedamotornya saat kereta berkecepatan 70 kilometer perjam itu menghantam truk yang berada satu meter di depannya.

"Waktu truk ditabrak bensinnya (premium) muncrat, saya kena juga," kata dia.

Bensin panas itu pun menyebabkan sepedamotor Honda CB100 di sebelahnya terbakar. Albar pun reflek langsung meninggalkan sepedamotornya, dan lari menyelamatkan diri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas