Jalan Layang Non Tol Antasari Salah Konstruksi
Sehingga kemacetan kembali terjadi, khususnya pada jam padat lalulintas pagi dan sore hari
Laporan Reporter Wartakotalive.com, Dwi Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dirasa warga belum memecahkan solusi atas masalah kemacetan lalulintas saat ini.
Salah satu faktor utama gagalnya pembangunan jalan utama yang menghubungkan wilayah Kebayoran Baru dengan Cilandak, Jakarta Selatan itu diperkirakan karena tidak tepatnya penempatan jalur keluar ataupun masuk JLNT.
Sehingga kemacetan kembali terjadi, khususnya pada jam padat lalulintas pagi dan sore hari.
Sepintas memandang Jalan layang yang terbentang sepanjang 4,8 kilometer dengan lebar 17 meter itu tidak terlihat adanya kegagalan dan kesalahan pembangunan.
Namun, dibalik bangunan yang terlihat kokoh berdiri mulai dari Jalan Raya Prapanca, tepatnya depan Terminal Blok M, Kebayoran Baru sampai dengan Jalan Raya Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan dinilai beberapa warga memiliki kelemahan dan belum menjadi solusi atas kemacetan yang terjadi saat ini.
Saat melintasi Jalan Raya Antasari yang berada persis di kolong JLNT Antasari dari arah Kebayoran Baru menuju Cilandak pada Rabu (19/02/2014) sekira pukul 16.00 WIB merasakan dampak kemacetan panjang di beberapa titik jalan.
Beberapa simpul kemacetan tersebut terpantau mulai dari Jalan Raya Prapanca, tepatnya depan Terminal Blok M, simpang Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Pada lokasi tersebut kemacetan dikarenakan arus kendaraan roda empat dari Jalan Raya Prapanca harus mengantri di jalur masuk JLNT yang berada tepat di depan kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Akibatnya, kendaraan harus berjalan pelan karena terdapat penyempitan satu ruas jalan tersebut.
Selain itu, kemacetan lalulintas pun terpantau berada pada sejumlah persimpangan di sepanjang Jalan Raya Antasari, seperti simpang Kemang, simpang Abdul Majid hingga u-turn atau putaran arah Jalan Raya Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan.
Sementara, pemandangan lengang dan lancarnya arus lalulintas terlihat pada arah sebaliknya, yakni dari arah Cilandak menuju Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Salah satu warga yang mengeluh tentang keberadaan JLNT Jalan Raya Antasari tersebut adalah Eko (46) pengendara Mio J B 4762 SIT.
Pria yang berprofesi sebagai pengawas bangunan di salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Jakarta menilai kondisi JLNT tidak sesuai dengan target pencapaian pembangunan. Hal tersebut dibuktikannya dari kerap terjadinya kemacetan saat ini.
"Kalau menurut saya pembangunan JLNT kurang tepat dan terkesan dipaksakan, bisa dilihat dari akses masuk JLNT yang ada di Jalan Prapanca, depan Terminal Blok M. Kalau memang konstruksinya baik, kendaraan dari Jalan Trunojoyo seharusnya boleh masuk dan naik ke atas JLNT, tapi kondisinya sekarang menyilang, makanya sekarang diluruskan untuk masuk di depan kantor walikota," ujarnya.
Hal serupa pun demikian pada titik keluar JLNT dari arah Cilandak menuju Kebayoran Baru, tepatnya berada di depan Kantor Walikota Jakarta Selatan. Pembuatan akses keluar JLNT tersebut dinilainya salah, sebab kendaraan yang turun dan hendak keluar dari JLNT untuk menuju Jalan Prapanca harus terkunci dan menunggu lampu lalulintas pada simpang Wijaya.
"Itu saja sudah salah, seharusnya flyover itu gunanya untuk menghindari persimpangan atau traffic light (lampu lalulintas-red), sekarang kondisinya bisa dilihat sendiri, makanya sekarang kondisinya tetap macet," tutupnya.