Cegah Gubuk Berdiri, Pemkot Jaksel Akan Tanami Bantaran KBB
Selain mengupayakan akan merubah jalur hijau, pihaknya pun akan menyebar anggota Satpol PP untuk melakukan penjagaan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter Wartakotalive.com, Dwi Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mencegah menjamurnya kembali puluhan gubuk serta lapak-lapak liar milik Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di sepanjang Jalan Sultan Agung, tepatnya sisi turap Kanal Banjir Barat (KBB), Pasar Manggis, Jakarta Selatan, Pemkot Jakarta Selatan berencana akan menanami sepanjang jalur KBB dengan tanaman.
Hal tersebut diungkapkan secara langsung oleh Lurah Pasar Manggis, Joko Patmono saat memantau langsung proses penertiban 31 gubuk dan lapak liar milik PMKS di lokasi, Selasa (25/02/2014).
Dikatakannya, pasca penertiban yang dilakukan oleh 50 orang anggota gabungan dari Satpol PP, Sudin Kebersihan, Sudin Sosial Jakarta Selatan, anggota Kepolisian dan TNI tersebut, pihaknya akan mengusulkan kepada Sudin Pertamanan Jakarta Selatan untuk mengubah bantaran sungai tersebut menjadi jalur hijau.
"Supaya tidak muncul kembali, sepanjang jalur ini akan ditanami rumput dan pohon mahoni, jadi selain mencegah juga lokasi ini akan lebih indah," jelasnya.
Selain mengupayakan akan merubah jalur hijau, pihaknya pun akan menyebar anggota Satpol PP untuk melakukan penjagaan serta patroli rutin di sepanjang lokasi sekitar dua kilometer itu.
"Kami akan lakukan penjagaan dan patroli, kalau kembali terlihat dan menempati lokasi ini lagi, kami akan angkut dan pulangkan ke daerah masing-masing," tegasnya.
Mengenai tidak adanya solusi yang diberikan kepada para PMKS atas pembongkaran gubuk dan lapak liar, dirinya menyebutkan kalau seluruh PMKS tersebut merupakan warga pendatang. Selain itu, tidak sedikit yang telah didata tidak memiliki identitas diri dan pernah beberapa kali terjaring razia PMKS.
"Semuanya adalah pendatang yang datang ke Jakarta untuk menjadi pengemis, pemulung, gelandangan, dan beberapa ada yang mengaku menjadi pengamen. Kita tidak sediakan tempat karena mereka bukan warga Jakarta, lagipula kita sudah peringati sekitar dua hari yang lalu untuk meninggalkan lokasi," tutupnya.
Wartakotalive.com yang berada di lokasi melihat proses penertiban berjalan baik dan lancar. Walau terlihat tertekan, para pemulung terlihat tertib mengumpulkan dan menata seluruh barang miliknya ke atas gerobak. Para pemulung yang terlihat sedih itu mengaku pasrah sekaligus bingung saat ditanyakan mengenai upaya pengusiran dan mengaku tidak tahu akan pergi kemana.
"Saya bingung mau kemana mas, saya memang sering pindah-pindah tempat, tapi cuma di sini yang aman, kita juga nggak ngelanggar peraturan kok, kita nggak ngotorin jalanan, malah kita bersihin tempat ini setiap hari," jelas Heri (52) warga asal Boyolali, Jawa Tengah itu pelan.
Dirinya yang tengah sibuk membongkar sendiri gubuk berukuran 3 x 3 meter miliknya itu mengaku bingung mau pergi kemana. Dirinya pun sama sekali belum memiliki rencana untuk tinggal dan bermukim di mana saat ini.
"Yah namanya aja orang kecil, kita cuma nyari duit begini, kalau mau jujur juga sebenarnya saya mau hidup layak kayak orang-orang, punya rumah nggak kayak begini, tapi ya karena buat makan aja susah, apalagi buat ngontrak rumah," jelasnya menahan tangis.