Lokasi Mangkal 'Cabe-cabean', dari Emperan hingga Taman
Apabila ada kesepakatan harga, para 'cabe-cabean' yang tarifnya mulai Rp400 ribu hingga Rp1,5 juta ini langsung pergi ke sebuah hotel.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sedikitnya ada tiga titik lokasi tempat nongkrong gadis belia 'cabe-cabean' yang menjual jasanya di kawasan Jakarta Selatan (Jaksel). Gadis 'cabe-cabean' di kawasan Kemang, misalnya, umumnya tampil modis dan selektif memilih pelanggan.
Dari penelusuran Warta Kota, tempat mangkal perempuan 'cabe-cabean' itu antara lain di kawasan simpang Fatmawati, Taman Ayodya, Kebayoran Baru, dan kawasan Kemang, tepatnya di Jalan Raya Ampera, Mampang.
Lokasi di simpang Fatmawati persisnya di depan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jalan Raya Fatmawati, Cilandak. Di lokasi ini, 'cabe-cabean' yang rata-rata berusia 14 hingga 16 tahun itu beroperasi mulai pukul 21.00 sampai pukul 02.00 dini hari setiap harinya.
Perempuan 'cabe-cabean' di kawasan ini menggunakan modus mengamen untuk menawarkan jasanya kepada para pengendara, khususnya pengendara roda empat saat lampu lalu lintas menyala merah. Apabila ada kesepakatan harga, para 'cabe-cabean' yang tarifnya mulai Rp400 ribu hingga Rp1,5 juta ini langsung pergi ke sebuah hotel.
Lokasi 'cabe-cabean' berikutnya adalah di Taman Ayodya, Blok M, Kebayoran Baru. Berbeda halnya dengan lokasi di simpang Fatmawati, 'cabe-cabean' di Taman Ayodya terlihat tertutup dan bercampur dengan para pengunjung taman lainnya.
Namun, ketika malam sudah menunjukkan pukul 22.00 hingga 02.00, khususnya pada malam hari libur, para 'cabe-cabean' terlihat berkeliling dan mendekati pengunjung laki-laki yang tengah duduk di taman.
Kepada Warta Kota sebagian 'cabe-cabean' ini mengaku berasal dari Subang, Sumedang, dan Indramayu, Jawa Barat. Beberapa dari mereka memasang tarif Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per malam.
Lokasi 'cabe-cabean' lainnya di kawasan Kemang, persisnya di Jalan Raya Ampera, Mampang. Di lokasi ini, 'cabe-cabean' terlihat tampil modis dan biasa menghabiskan waktu di depan dan di dalam beberapa club malam yang beroperasi di lokasi tersebut.
Para 'cabe-cabean' di kawasan Kemang selektif memilih calon pelanggannya. Biasanya mereka memilih calon pelanggan yang usianya tidak terlalu tua dan memiliki kendaraan mewah. Namun, pada kesempatan lain, Warta Kota melihat beberapa 'cabe-cabean' melayani ajakan beberapa pria dewasa.
Dihubungi Warta Kota Selasa (1/4), Kasie Rehabilitasi Sudin Sosial Jaksel Miftahul Huda membenarkan beberapa lokasi itu menjadi tempat mangkap para 'cabe-cabean'. Keberadaan mereka adalah salah satu bentuk bisnis prostitusi baru di wilayah Jaksel.
"PSK (Pekerja Seks Komersial) bermotor ataupun di lokasi karaoke atau hotel sudah ada di wilayah Melawai, Blok M, Kebayoran Baru. Nah bisnis 'cabe-cabean' ini yang mulai muncul di Jaksel. Kita sudah mencoba menertibkan mereka dan berhasil menangkap beberapa, tapi beberapa hari kemudian akan muncul lagi," ujarnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk bekerja sama dan bersedia melapor ke Sudin Sosial Jaksel apabila mengetahui keberadaan 'cabe-cabean' tersebut. Karena, katanya, dirinya sangat miris melihat beberapa perempuan muda sudah terjun dalam bisnis haram tersebut.(Dwi Rizki)