Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pertumbuhan Perumahan 'Hantui' JORR W2

Ciri-ciri kompleks rumah kecil adalah fasilitas umum, seperti jalan dan sanitasinya, menumpang pada infrastruktur yang ada di sekitarnya.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Pertumbuhan Perumahan 'Hantui' JORR W2
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) West (W2) terlihat dalam tahap penyelesaian di Kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Jumat (20/6/2014). Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menargetkan tol JORR W2 yang membentang dari Kebon Jeruk hingga Ulujami siap digunakan sebelum Ramadhan. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah Jakarta Outer Ring Road West 2 tersambung, pemerintah pusat dan daerah diminta mengawasi, serta menata dengan ketat pemanfaatan lahan di sekitar tol yang kini banyak ditumbuhi kompleks perumahan.

Pertumbuhan itu akan berbanding lurus dengan penambahan jumlah penduduk dan tingginya mobilitas dari Kota Tangerang dan Tangerang Selatan menuju Jakarta.

Rabu (23/7), tampak sepasang suami-istri antusias melihat kompleks perumahan yang baru dalam proses pembangunan di dekat Kompleks Deplu, Pondok Betung, Tangerang Selatan.

Namun, Ronald (31), pegawai bank swasta di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dan istrinya terkejut dengan harga yang ditawarkan. Unit rumah termurah di kompleks baru itu Rp700 juta untuk ukuran tanah 60 meter persegi.

Di beberapa kompleks perumahan lain, rumah dua tingkat dengan dua kamar tidur dijual minimal Rp1 miliar.

Harga rumah di kompleks-kompleks kecil yang terdiri dari 10 unit rumah atau kurang hingga sekitar 20 rumah ini masih lebih murah dibanding di perumahan besar, seperti Bintaro. Di Bintaro, rumah dengan tanah 72 meter persegi bisa berharga lebih dari Rp1 miliar.

”Orang cari rumah yang layak, keamanan semikluster, ada portal, dan satpam. Dekat dengan JORR W2. Yang paling penting, tidak jauh dari Jakarta. Di sini ke Jalan Sudirman-MH Thamrin, Jakarta, paling 15 km,” kata tenaga penjual kepada Ronald.

BERITA TERKAIT

Ciri-ciri kompleks rumah kecil adalah fasilitas umum, seperti jalan dan sanitasinya, menumpang pada infrastruktur yang telah ada di kawasan sekitarnya.

Ahli transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen SW Tangkudung, menimpali, kompleks kecil ini juga memanfaatkan kedekatan dengan jalan tol. Padahal, seharusnya pengembang menyediakan fasilitas jalan penghubung ke tol yang memadai.

”Akibatnya, kepadatan dan kekacauan lalu lintas yang terjadi,” kata Ellen.

Ia mengingatkan, pertumbuhan perumahan ini harus menjadi perhatian khusus. Perlu juga ada terobosan, termasuk menyegerakan pembangunan transportasi umum reguler dan massal di sekitar tol agar semua beban mobilitas tidak sepenuhnya ditanggung JORR W2.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang Teddy Meiyadi mengakui, dampak dari dibangunnya akses tol itu membuat kawasan sekitarnya menjadi berkembang dengan bermunculannya permukiman warga.

”Perencanaan tol ini sudah ada sejak lama. Karena itu, RTRW Tangsel 2014 sudah mengakomodasi dampak pertumbuhan kawasan sekitar tol itu,” kata Teddy.

Teddy pernah mengatakan, 70 persen lahan di wilayahnya sudah dikuasai oleh pengembang, masyarakat, baik perseorangan maupun kelompok. Pihaknya membuat aturan agar setiap pembangunan kawasan harus disertai infrastruktur dan utilitas terintegrasi.

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas