Adik Uje Tolak Mobil Dinas, Malah Ingin Sepeda Motor Matic
Adik mendiang Jefri Al Buchori (Uje) ini berpendapat, mobil dinas cukup Toyota Innova saja.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta periode 2014-2019, Fajar Sidik, menolak menggunakan mobil dinas Toyota Altis yang harganya senilai Rp400 jutaan.
Adik mendiang Jefri Al Buchori (Uje) ini berpendapat, mobil dinas cukup Toyota Innova saja.
Toyota Altis dianggap Fajar tidak efektif untuk mendukung kinerja anggota DPRD DKI, terutama saat meninjau wilayah yang terkena dampak banjir.
"Denger-denger kendaraan dinas masih sama seperti periode lalu, Toyota Altis, tetapi beda tipe saja. Kalau saya pribadi lebih memilih mobil dinas yang MPV seperti Kijang Innova," kata Fajar kepada Warta Kota di Balaikota Jakarta, beberapa waktu lalu.
Fajar bahkan pernah menyampaikan keinginannya untuk menggunakan kendaraan roda dua ketika bekerja di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Sebab, rumahnya di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara, terkenal dengan kemacetan yang cukup parah.
"Saya lebih enak naik motor sih kalau kerja. Naik motor matic saja. Walaupun rumah di Banten ada Kawasaki Ninja dan motor gede lainnya," ucapnya.
Sementara itu, anggota DPRD DKI dari PDI-P, Elizabeth CH, mengaku, akan menggunakan mobil dinas jenis apapun yang diberikan kepadanya.
"Enggak enak juga kalau mobil dinas tidak dipakai. Kalau sudah diberikan mobil, ya harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya," kata politisi PDI-P itu.
Memang, kata dia, lebih nyaman menggunakan ojek ketika bekerja. Namun, kini dia harus menyesuaikan diri karena sudah dilantik menjadi anggota DPRD DKI periode 2014-2019.
"Lebih enak memang bekerja naik ojek. Tapi, kita harus fleksibel juga karena bukan hanya rakyat yang ditemui," ucapnya.
Ketika ditanya kendaraan dinas yang diinginkan, dia mengatakan lebih suka memilih jenis MPV seperti Toyota Kijang Innova.
"Enakan sih menggunakan Toyota Kijang Innova dibandingkan pakai sedan. Tapi apa saja akan saya gunakan," katanya.
Sedangkan Ketua sementara DPRD DKI Jhonny Simanjuntak enggan menanggapi perihal kendaraan dinas ini. Sebab, kata dia, mobilnya saat ini pun belum ada.
"Saya belum bisa komentarlah soal mobil dinas. Mau komentar kalau mobil dinasnya belum ada bagaimana," ujarnya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu lebih memilih fokus memikirkan rancangan tata tertib dan pembentukan fraksi di DPRD DKI. Namun, dia mengaku akan menggunakan mobil dinas jika memang diberikan.(Warta Kota Cetak)