Main Jelangkung di Sekolah, 25 Murid SD Kesurupan
Saat itu, para guru di sekolah, lanjutnya, langsung berusaha menyadarkan mereka. Namun, usahanya tidak berhasil
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jelangkung-jelangkung di sini ada pesta... Pestanya kecil-kecilan... Datang tak diundang... Pulang tak diantar... Bagi Anda yang mengalami masa tahun 1990-an, sepenggal kalimat tersebut tentu tidak asing didengar.
Pasalnya, kata-kata yang merupakan 'mantra' untuk memanggil arwah itu, populer di jaman itu. Bahkan, kala itu, sempat ramai dimainkan anak-anak maupun orang dewasa. Namun, 20 tahun lebih berlalu, mantra itu ternyata masih digunakan.
Seperti yang dilakukan oleh murid-murid di sekolah Jakarta Timur. Seperti yang dilakukan oleh anak-anak SDN 02 Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Alhasil, sebanyak 25 murid sekolah itu kesurupan massal, Kamis (4/9/2014) siang.
Lastri, salah satu orangtua murid, mengaku, saat itu ia hendak menjemput anaknya di sekolah tersebut. "Tapi tahu-tahu, banyak anak-anak yang di dalam sekolah, yang lari-larian, ada juga yang teriak-teriak, menangis, meraung-raung, malah ada yang guling-gulingan di tangga. Ternyata mereka kesurupan," kata Lastri, di sekolah tersebut, Kamis (4/9/2014) siang.
Saat itu, para guru di sekolah, lanjutnya, langsung berusaha menyadarkan mereka. Namun, usahanya tidak berhasil. "Tapi tadi langsung dipanggil orang 'pinter' ke sekolah," katanya.
Sementara itu, Kasirin, Kepala SDN 02 Susukan, mengatakan, peristiwa itu terjadi pada pukul 10.00. Dimana para murid sedang istirahat.
"Pas jam istirahat itu, murid laki-laki dari sebanyak 37 murid di kelas VI bermain jelangkung dengan menggunakan kertas dan uang di dalam ruang kelas," katanya.
Mereka memainkan jelangkung dengan membacakan mantra dan memanggil arwah. Namun, tiba-tiba, beberapa murid mulai bertingkah aneh. Kejadian itu, terus diikuti dengan murid-murid yang lain.
"Total ada 25 murid yang kesurupan. Mereka semua kelas enam yang berusia 12 tahun," katanya.
Para guru pun berusaha menyadarkan mereka. Namun, usahanya sia-sia. Akhirnya, mereka memanggil pemuka agama setempat. "Setelah dibacakan doa, mereka akhirnya sadar. Kurang lebih kejadiannya 40 menit. Mereka sudh dijemput orangtua masing-masing. Kami juga sudah imbau kepada murid lainnya agar tidak bermain jelangkung lagi," katanya.