Laporan Reporter Wartakotalive.com, Dwi Rizki

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sering mengamuk dan ringan tangan, warga di Jalan Tegal Parang Utara 6, RT 06/04 Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan kian resah dengan ulah seorang pria bernama Kamaludin (38) warga setempat. Pasalnya, tidak hanya melukai dan merusak rumah warga, Kamaludin pun tidak segan mengancam dan mencuri barang berharga milik warga.

Perilaku kasar pria yang juga dipanggil Baron itu diceritakan oleh MRD (35) warga setempat sudah diketahui sejak sekitar tahun 2000. Baron yang sebelumnya dikenal warga sebagai penjahit rumahan yang ramah, secara tiba-tiba berubah drastis menjadi beringas dan pemarah.

Tidak hanya sering membentak dan memaki warga di sekitar rumahnya, Baron pun tidak segan-segan untuk memukul pejalan kaki ataupun Pedagang Kaki Lima (PKL) yang melintas. Peristiwa tersebut ungkapnya seperti yang dialami oleh pedagang loak yang melintas di depan rumah Baron, Rabu (10/10) kemarin sore.

Baron yang sedang menghancurkan salah satu tembok di dalam rumahnya katanya, terlihat dihampiri oleh pedagang loak yang bertanya untuk membeli barang bekas dan besi rongsok sisi pembongkaran rumah. Baron yang mendengar pertanyaan sang pedagang loak pun keluar dan menyodorkan sebatang bambu dan kayu bekas kusen rumah.

Melihat beberapa barang bekas yang ditawarkan Baron untuk dijual, pedagang katanya menolak dan memberitahukan kalau barang tersebut tidak dapat dijual kembali. Namun, penolakan sang pedagang ternyata menuai petaka, sang pedagang justru dihadiahi bogem mentah oleh Baron secara bertubi-tubi hingga terkapar di pinggir jalan.

"Kita sudah kasih tahu jangan lewat situ, depan rumah Baron, tapi dia (pedagang loak-red) ngeyel. Udah aja dihajar
sama dia (Baron-red), warga semua pada ngumpet, liat dia digebukin dari dalem rumah," jelasnya.

Dirinya menyebutkan bahwa tidak ada seorang warga pun yang mengetahui asal muasal Baron berubah menjadi sosok mengerikan. Beberapa warga katanya, menduga kalau Baron sedang menjalani ilmu hitam, sedangkan beberapa orang lainnya menyangka kalau Baron depresi dan stress karena usaha jahit dan obrasnya tidak berkembang.

"Nggak ada yang tahu dia begitu, yang jelas kita, warga resah. Dia sudah sering dibawa Polisi, tapi dua minggu lepas lagi, karena dianggap sakit jiwa. Ditangkep sama Sudin Sosial juga pernah, tapi dua minggu dia berhasil kabur, bikin geger permukiman warga," tutupnya. (dwi)