UPT Rusunawa Depok Akui Sulit Jaring Warga Tinggal di Rusun
Menurut Aris untuk tower A yang sudah siap huni baru 49 unit saja yang terisi dari 96 unit yang ada.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusunawa Depok, Aris Wijayanto, mengatakan memang cukup sulit menjaring minat warga untuk mau tinggal dan menempati rusun yang dikelolanya.
Kendala utamanya kata Aris, lokasi rusun yang cukup jauh dari jalan utama dan tidak adanya sarana transportasi yang melintasi rusun untuk menuju ke jalan utama yakni Jalan Raya Bogor.
"Memang itu kesulitannya. Karena tidak ada angkot yang menuju ke rusun, sehingga warga tidak berminat tinggal di rusun, walau sewanya cukup murah," kata Aris, Senin (13/10/2014).
Menurut Aris untuk tower A yang sudah siap huni baru 49 unit saja yang terisi dari 96 unit yang ada.
"Jadi baru sebagian saja yang terisi. Bahkan dilantai empat atau paling atas, sama sekali tidak ada yang mengisi karena atapnya bocor. Saat ini kami sedang lakukan perbaikan. Kalau sudah selesai nanti lantai 4 bisa dihuni," kata Aris.
Ia menjelaskan sampai kini status kepemilikan aset rusun masih menjadi hak Kementerian Pekerjaan Umum (Kemenpu) dan belum diserahterimakan ke Pemkot Depok.
"Jadi Pemkot Depok hanya memungut retribusi sesuai peraturan daerah," katanya.
Sementara itu kata Aris untuk dua tower yang rampung dan tinggal finishing, karena tidak ditempati di beberapa bagian menjadi rusak.
"Saat ini sedang ada perbaikan dari Kementrian PU untuk seluruh rusun di Jawa Barat termasuk Depok atau rusun ini. Setelah perbaikan selesai rencananya tiga tower rusunawa ini, akan diserahterimakan ke Pemkot Depok," katanya.
Ia mengatakan renovasi yang dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum utamanya saat ini ada di tower B dan C.
Namun pihaknya belum tahu kapan jaringan listrik dan air akan dipasang. "Untuk memasang fasilitas terkendala masalah kepemilikan. Saat ini belum ada penyerahan dari kementrian kepada pemerintah daerah sehingga pemerintah daerah tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Ia mengatakan tower A rampung tahun 2006 dan sudah ditempati, sementara tower B dan C rampung tahun 2007 namun kini terbengkalai.
Padahal dua tower itu sudah selesai sejak beberapa tahun lalu. Tower yang berada sejajar dengan cat warna hijau itu, belum dilengkapi fasilitas listrik dan air.
"Rencananya di lingkungan ini akan dibangun juga taman bermain anak, tetapi iti masih wacana," katanya.
Aris mengaku tidak tahu kapan kedua tower itu siap huni. Namun yang pasti katanya, penghuni rusun diprioritaskan bagi warga Depok yang dianggap masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Jadi untuk warga yang menyewa rusun ada ketentuannya. Harus ada surat keterangan bahwa yang bersangkutan adalah warga Depok, berpenghasilan rendah dan tidak memiliki rumah," katanya.(bum)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.