Kakek Milan Sladek akan Pentas Pantomim 80 Menit di Gereja Kristus Raja
Umurnya sudah tidak muda lagi. Cucu sudah dua. Kulit mulai mengeriput. Namun semangat Milan Sladek berkesenian tidak pernah surut.
Penulis: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Umurnya sudah tidak muda lagi. Cucu sudah dua. Kulit mulai mengeriput. Namun semangat Milan Sladek berkesenian tidak pernah surut.
Datang dari jauh (Slovakia) Milan Sladek yang oleh kawan-kawan Indonesianya akrab disapa Pak Milan, akan menggelar karya pantomimnya di Gereja Kristus Raja Pejompongan tanggal 26-27 Februari.
Ditemui di Pejompongan Kamis (19/2/2015), Pak Milan begitu bersemangat menceritakan kecintaanya kepada kesenian bisu ini. Dalam bahasa Jerman, kakek berusia 77 tahun itu menuturkan belakangan ini memang sering tampil di gereja-gereja di Eropa. The Way of the Cross, karya spektakulernya, akan dipersembahkan kepada penonton di Indonesia.
Pak Milan yang juga merupakan guru pantomim dari Didi Petet itu akan tampil sepanjang 80 menit dalam 14 babak kisah penyaliban Yesus. "Saya tidak memerankan Yesus dalam karya ini, tetapi menampilkan pemahaman saya tentang peristiwa itu," katanya seraya mengatakan bahwa pementasan The Way of the Cross sudah dia lakoni di beberapa negara Eropa.
Dalam pementasan yang tidak memungut biaya itu, kakek Milan akan dibantu oleh aktris senior Ninik L Karim dan Romo TAM Rochadi sebagai pembaca narasi.
"Ibaratnya ini merupakan penuturan dari seorang ibu yang menyaksikan penderitaan puteranya," kata Rochadi kemarin.
Lebih jauh Rochadi mengucapkan terima kasih kepada Milan Sladek dan komunitas mime di Jakarta yang telah membantu lancarnya pertunjukan ini. "Pertunjukan digelar dua malam, malam pertama khusus untuk umat Katolik dan malam kedua terbuka untuk umum, gratis," katanya.
Rochadi juga terterima kasih kepada Komisi Kateketik KAJ, Keuskupan Agung Jakarta, Gereja Kristus Raja, Cultura Di Vita dan Sena Didi Mime Indonesia. "Terlebih kepada Mas Didi Petet dan kawan-kawan yang sangat membantu kelancaran pergelaran ini, saya ucapkan terima kasih.
Meski tidak dipungut biaya, karena keterbatasan tempat, penonton harus memegang undangan masuk.