Curhat FB: Tangan Digesek Gergaji dan Disundut Rokok oleh Ibunya
Di antaranya, tangan GT disundut rokok hingga satu gesekan gergaji.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GT, anak 12 tahun, dilarikan ke Rumah Aman (safehouse) Bambu Apus, Jakarta Timur sejak Selasa (30/6/2015) oleh pihak kepolisian setelah adanya laporan kekerasan yang diduga dilakukan ibu kandungnya, LSR (47 th).
Di antaranya, tangan GT disundut rokok hingga satu gesekan gergaji.
"Ada pengakuan dilakukan itu, digergaji ada, ada yang disundut rokok, ditusuk pakai pisau, ada dilempar pakai mangkok," ujar FB, ibu rumah tangga yang menjadi tetangga GT, di Rumah Aman, Bambu Apus, Jaktim, Sabtu (3/7/2015).
FB menceritakan, GT merupakan teman main anaknya di komplek perumahan, Cipulir, Jakarta Selatan.
Pada Jumat (26/6/2015) sore lalu, GT datang bersama anaknya ke rumahnya. Saat itu, anaknya meminta uang kepadanya karena ingin membelikan makanan berbuka puasa untuk GT.
Setelah berbuka puasa, FB "menguping" obrolan GT dan anaknya. GT menyampaikan dirinya kerap dimarahi dan mendapatkan kekerasan dari ibunya.
FB menghampiri GT dan menanyakan lebih dalam perihal kekerasan tersebut, di antaranya adanya bekas luka lebam baru pada wajahnya.
Dengan suara bergetar, saat itu GT mengaku dirinya tengah kabur dari rumah karena sering dimarahi dan mendapatkan kekerasan dari ibu kandungnya di rumah.
"Saat itu keadaannya ada bekas luka di tangan dan wajahnya. Dia trauma. Karena saya tidak mau menerima, saya sudah berusaha agar dia kembali ke ibunya. Tapi, saat itu dia terguncang, gemetaran, lalu saya suruh mandi," ujar FB.
Saat itu, FB melihat beberapa luka lama dan baru di kedua tangan, paha kiri dan sebagian wajah GT.
GT bercerita, luka lama paha kirinya karena dilempar mangkuk oleh ibunya, luka lama lengan kanannya karena disundut rokok, luka lama di tangan kiri karena digesek gergaji satu kali oleh ibunya.
"Yang terlihat bekas luka di tangan, lukanya sudah lama. Lalu ada luka di sebelah muka agak panjang," jelasnya.
FB menanyakan GT perihal penyebab ibunya berperilaku seperti itu. Dan GT mengaku karena masalah sepele. Namun, tidak dijelaskan secara rinci masalah sepele yang dimaksudkannya.
"Saya sempat bertanya, apa karena dia nakal tidak menurut ibunya. Tapi, setelah dia jelaskan, kesalahannya dia itu terlalu awam untuk anak kecil dan tidak perlu terjadi kekerasan begitu," tuturnya.
Sebagai sesama ibu, FB mengaku tergerak untuk menolong GT dan membiarkannya menginap beberapa malam di rumahnya.
Selanjutnya, ia melapor peristiwa yang menimpa GT itu kepada Ketua RT tempat tinggalnya hingga akhirnya sampai ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Polres Jakarta Selatan.
FB mengaku bertetangga sejak lama dengan ibunda GT. Namun, tidak mengenal secara dekat.
Yang ia tahu, GT adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang ketiganya mengambil pendidikan homeschooling.
Sepengetahuan FB dari obrolan para tetangga, bahwa ibunda GT adalah ibu rumah tangga yang mempunyai sifat tertutup, pemarah atau temperamental dan kerap keras kepada GT. Sementara, ayahnya sebelum bercerai diketahui tidak bekerja.