KRL 12 Gerbong Beroperasi, Peron Belum Siap, KAI: Sekalian Uji Coba
Untuk tahap awal, hanya ada satu rangkaian kereta yang dioperasikan untuk melayani rute Jakarta Kota-Bogor
![KRL 12 Gerbong Beroperasi, Peron Belum Siap, KAI: Sekalian Uji Coba](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kesibukan-di-stasiun-cilebut_20150916_094810.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski panjang peron belum memungkinkan, rangkaian kereta rel listrik (KRL) Commuter Line dengan formasi 12 kereta diketahui sudah mulai beroperasi mengangkut penumpang sejak Rabu (16/9/2015).
Untuk tahap awal, hanya ada satu rangkaian kereta yang dioperasikan untuk melayani rute Jakarta Kota-Bogor.
Direktur Komersial PT Kereta Api Indonesia (KAI) Herlianto mengatakan, pengoperasian satu rangkaian kereta tersebut dilakukan bertujuan untuk mengetahui apa saja pembenahan yang mesti dilakukan.
"Memang kita mengalami keterbatasan peron. Makanya kita operasikan keretanya sekalian uji coba untuk mengetahui apa saja kelemahan dan pembenahan yang perlu dilakukan," kata Herlianto di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Nurul Fadilla menyampaikan hal serupa dengan Herlianto.
Ia menyebut faktor uji cobalah yang membuat pihaknya hanya mengoperasikan satu rangkaian kereta.
"Sekarang yang sudah siap 10 rangkaian. Baru kita jalankan satu. Karena kita mempertimbangkan unsur keselamatan. Tidak bisa dijalankan semua karena harus tunggu peronnnya jadi dulu," ujar dia.
Fadilla mengatakan jumlah total stasiun yang akan mengalami perpanjangan peron ada 23 stasiun, 16 di antaranya ditargetkan selesai paling lambat pada akhir tahun ini.
Sembari menunggu renovasi peron rampung, PT KCJ sudah melakukan berbagai upaya, seperti pemasangan rambu-rambu di atas tiap pintu dan di dinding kereta; penempatan petugas keamanan di kereta yang tidak dapat peron; dan pemasangan spanduk di stasiun-stasiun yang sedang ada perpanjangan peron.
"Yang jelas dengan adanya rangkaian 12 kereta ini, terutama saat jam-jam sibuk, dampaknya besar sekali. Penumpang Bogor ini jumlahnya luar biasa. Masa kita diamkan? Makanya kita coba," ujar Herlianto menambahkan. (Alsadad Rudi)