Adhyaksa Dault Baru Didaulat Sejumlah Kalangan Dapat Dukungan yang Signifikan
Perlahan namun pasti diperlihatkan oleh Calon Gubernur DKI Jakarta Adhyaksa Dault.
Editor: Toni Bramantoro
Buktinya, survei terbaru yang dilakukan Cyrus Netwok menunjukkan bahwa tingkat elektabilitas pria yang lahir di 7 Juni 1963 itu dalam bursa calon gubernur untuk pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir.
Saat ini, tingkat elektabilitas Adhyaksa sudah berada di peringkat keempat. Namanya berada di bawah tiga nama yang menduduki tiga besar dalam survei yang digelar sebelumnya, yakni Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Adhyaksa yang baru saja didaulat oleh sejumlah kalangan mendapatkan dukungan yang cukup signifikan," kata peneliti Cyrus, Eko David Afianto di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/11/2015).
Dalam survei terbaru yang dilakukan Cyrus, tingkat elektabilitas Adhyaksa mencapai 6,7 persen. Angka tersebut hanya terpaut 2,4 persen dari Risma yang berada di peringkat ketiga dengan 9,1 persen. Sementara tingkat elektabilitas Emil 15,9 persen, dan Ahok di peringkat pertama dengan 40,7 persen.
Menurut Eko, Adhyaksa melewati nama-nama lain yang sebelumnya sudah lebih dulu beredar, seperti Nachrowi Ramli yang peringkat kelima dengan 5 persen, disusul berturut-turut Biem Benyamin dengan 3,1 persen, Abraham Lunggana dengan 2,3 persen, Djarot Saiful Hidayat dengan 1,3 persen, dan Sandiaga Uno dengan 0,3 persen.
"Nama Adhyaksa sebelumnya muncul pernah dan belum pernah disurvei," ujar Eko.
Survei terbaru yang dilakukan Cyrus dilakukan pada periode 27 Oktober-1 November 2015. Survei melibatkan 1.000 respenden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. Penarikan responden dilakukan dengan teknik multistage random sampling denganmargin of error sekitar 3 persen.
Survei ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan Cyrus pada tahun ini. Survei sebelumnya dilakukan pada bulan April.
"Ke depannya Cyrus akan membuat survei seperti situasi di liga sepak bola. Jadi ada semacam klasemen terbaru dalam periode tertentu. Dan sebelum peluit akhir berbunyi, semua bisa saja berubah," ujar moderator acara, Dadi Krismatono.