Tanggapan Masyarakat soal Penutupan Loket Tiket Harian Berjaminan
Keren. Kalau benar-benar loket manual ditutup, ya walaupun KCJ harus ekstra untuk sosialisasi dan edukasi ke penumpang
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sylke Febrina Laucereno
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana PT KAI Commuter line Jabodetabek (KCJ) penyedia jasa kereta Commuter untuk menutup loket tiket harian berjaminan (THB) manual, ditanggapi beragam oleh masyarakat. Masyarakat mengharapkan agar pihak KCJ lebih intens dalam melakukan sosialisasi penutupan loket tersebut.
Penumpang KRL tujuan Sudirman - Serpong, Syafina (30) mengungkapkan rencana KCJ untuk penutupan loket diharapkan bisa terlaksana dengan baik. "Keren. Kalau benar-benar loket manual ditutup, ya walaupun KCJ harus ekstra untuk sosialisasi dan edukasi ke penumpang," kata wanita yang akrab disapa Fina saat ditemui di stasiun Sudirman, Jumat (13/11/2015).
(Baca Juga: Loket Tiket Harian Berjaminan Kereta akan Ditutup)
Fina yang sudah menggunakan jasa kereta sejak 5 tahun lalu ini mengapresiasi langkah KCJ untuk menjadikan layanan transportasi massal ini menjadi lebih baik.
Lain dengan Fina, penumpang kereta tujuan Bekasi-Tanah Abang, Nabila (24) mengaku pesimis dengan rencana KCJ tersebut. "Pasti KCJ akan kerepotan, apalagi dengan penumpang pengguna tiket harian yang banyak banget, butuh sosialisasi yang sering dari petugas di stasiun," ujarnya.
Sebelumnya pada Focus Group Discusion (FGD) dengan Badan penelitian dan pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan, Direktur Utama KCJ, M Fadhil mengungkapkan memang ingin mengurangi penggunaan tiket harian atau THB.
Pasalnya pembuatan kartu tiket memakan biaya produksi yang tinggi. "Kartu THB itu mahal biayanya, bisa dihitung chip nya saja 2 dolar AS, banyak orang yang bandel gunakan THB suka suka mereka," kata Fadhil.