Delapan Bakal Calon Gubernur DKI Bicara soal Penertiban Kalijodo
Delapan nama bakal calon Gubernur DKI Jakarta memberikan pandangan yang berbeda soal penertiban Kalijodo.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
"Kalijodo bukan soal prostitusinya. Kalau Kalijodo bukan di jalur hijau dan sesuai Peraturan Daerah, akan saya resmikan. Tapi masalahnya bukan," ujar Ahok.
Ahok menjelaskan, prostitusi sudah ada sejak zaman nabi. Dia tidak mempermasalahkan adanya prostitusi. Di Jakarta, kata Ahok, prostitusi sudah menyebar di hotel, apartemen, dan kawasan kumuh.
"Jakarta itu, banyak prostitusi. Di hotel dan apartemen, banyak. Tapi Kalijodo tidak mengerti bagaimana seks yang aman," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
2. Abraham 'Lulung' Lunggana: Membongkar Kalijodo Harus Memberi Solusi
Wakil Ketua DPRD DKI, Lulung mengingatkan Ahok, sebelum membongkar Kalijodo harus menyiapkan solusi kepada warga.
Lulung mengatakan, sudah ada rantai kehidupan banyak warga di sana. Selain itu, pembongkaran harus dilakukan tanpa tindak kekerasan terhadap warga.
Bahkan, politisi PPP ini mengatakan, kalau Ahok tidak sanggup melakukan sosialisasi, dia yang maju.
"Caranya harus berangkat dari tokoh lokal di Kalijodo. Kalau Ahok tidak sanggup, biarkan saya yang ke sana. Saya yakin mereka mengenal saya dengan baik," ujar Lulung.
Namun begitu, Lulung mengapresiasi niat Ahok membongkar kawasan Kalijodo.
"Pak Ahok lakukan penertiban saya apresiasi, namun harus secara kemanusiaan," imbuh dia.
3. Mischa Hasnaeni Moein 'Wanita Emas': Mini Singapura di Jakarta
Wanita Emas punya ide tersendiri. Dia ingin membuat 'Mini Singapura'. Kalijodo ditertibkan, namun prostitusi akan dilegalkan di satu pulau di Kepulauan Seribu.
"Prostitusi tidak dihilangkan, tapi kita akomodir. Kita akan legalkan prostitusi, tapi di pulau," ujarnya.
Pekerja Seks Komersial (PSK) akan dipindahkan ke satu pulau. Diskotek, karaoke, dan pusat perbelanjaan akan dibangun di pulau. Wanita Emas menyebut wacana itu, 'Mini Singapura'.